BANGLI, BERITA DEWATA – Memasuki hari kedua dan ketiga, Festival Desa Penglipuran XII 2025 di Kabupaten Bangli, Bali, semakin semarak dengan beragam kegiatan seni, edukasi, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Jumat (11/7) diisi dengan Lomba Mewarnai yang diikuti anak-anak di sekitar desa. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat kreatif sejak dini, sekaligus memperkenalkan budaya Bali secara menyenangkan. Di hari yang sama, pentas seni tradisional Bali dan hiburan budaya turut digelar di Tugu Pahlawan, menampilkan ragam pertunjukan yang melibatkan seniman lokal.
Sabtu (12/7) menjadi puncak perayaan festival. Lomba Tari Barong Macan di Pasar Pelipurlara menjadi salah satu sorotan utama. Tarian ikonik ini menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, disajikan dengan kostum megah dan alur cerita mitologis khas Bali.
Festival juga menghadirkan puluhan pelaku UMKM dari Desa Penglipuran dan sekitarnya, mulai dari kuliner tradisional hingga kerajinan tangan khas Bali. Partisipasi UMKM ini memberikan manfaat ekonomi langsung sekaligus memperkuat identitas desa sebagai destinasi wisata yang berbasis pada masyarakat.
“Festival ini bukan hanya tentang tontonan budaya, tetapi juga wadah pemberdayaan masyarakat. Kami ingin wisatawan yang datang bisa merasakan secara langsung kehidupan desa yang autentik, berkelanjutan, dan inklusif,” ujar Wayan Sumiarsa, Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran.
Pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat menjadi prinsip utama yang diterapkan Desa Penglipuran. Sistem ini mendorong partisipasi warga dalam pengambilan keputusan dan distribusi manfaat ekonomi secara merata.
Dengan jumlah kunjungan yang mencapai lebih dari satu juta wisatawan sepanjang 2024, Desa Penglipuran terus membuktikan dirinya sebagai model desa wisata global. Penghargaan sebagai salah satu dari *Best Tourism Villages in The World* dari UNWTO tahun 2023 menjadi bukti konkret keberhasilan pendekatan ini.
“Festival ini kami dedikasikan sebagai bentuk syukur, pelestarian budaya, sekaligus sarana pembelajaran bagi semua pihak tentang arti penting keharmonisan,” tutup Wayan Sumiarsa.