NUSA DUA, BERITA DEWATA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) kembali menggelar ajang tahunan terbesar bagi industri asuransi umum dan reasuransi, Indonesia Rendezvous (IR) ke-29, di Bali International Convention Centre (BICC), The Westin Resort Nusa Dua, pada 15–17 Oktober 2025.
Mengusung tema “Empowering Trust: Connecting the World of Insurance and Reinsurance”, kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi pelaku industri untuk memperkuat kepercayaan, membangun kolaborasi lintas sektor, serta mendorong transformasi berkelanjutan di tengah dinamika ekonomi global.
Ketua Umum AAUI Budi Herawan menyampaikan, kegiatan ini mencerminkan semangat industri asuransi Indonesia untuk beradaptasi dan terus berinovasi di tengah perubahan global.
“Kami ingin menjadikan Indonesia Rendezvous bukan hanya sebagai ajang pertemuan tahunan, tetapi juga platform global untuk membangun kepercayaan dan memperluas jejaring internasional,” ujar Budi dalam konferensi pers pembukaan acara, Jumat (17/10/2025).
Tahun ini, Indonesia Rendezvous diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta dari 20 negara, termasuk Australia, Bahrain, Cayman, China, Prancis, dan Jerman. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya dihadiri oleh 14 negara.
AAUI menargetkan hingga 1.500 peserta dari kalangan pimpinan perusahaan asuransi dan reasuransi, regulator, investor, serta mitra industri dalam dan luar negeri.
“Partisipasi global yang semakin luas menunjukkan tingginya kepercayaan dunia terhadap peran Indonesia sebagai pusat pertumbuhan industri asuransi di kawasan,” tambah Budi.
Selama tiga hari, IR 2025 menghadirkan berbagai sesi konferensi utama dan forum tematik. Pembukaan dilakukan oleh Budi Herawan bersama Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK.
Beberapa topik utama yang dibahas antara lain:
- Digitalisasi industri asuransi untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan.
- Sinergi ekosistem finansial antara asuransi, perbankan, dan reasuransi.
- Perkembangan industri reasuransi global dan tantangannya di era pasca-pandemi.
Forum-forum khusus juga digelar, seperti Forum CFO, Forum Direktur Teknik, Forum Manajemen Risiko dan Kepatuhan, serta Forum CEO. Acara ditutup dengan Executive Gathering yang menghadirkan sejumlah tokoh industri, termasuk Muliaman D. Hadad, Suwandi, dan Ahmad Irsan A. Moeis dari Kementerian Kesehatan.
Dalam forum tersebut, pelaku industri menyampaikan sejumlah aspirasi terkait kebijakan dan tantangan terkini, di antaranya:
- POJK 23/2023 tentang minimum ekuitas perusahaan asuransi dan reasuransi.
- Rancangan SEOJK mengenai Kelompok Perusahaan Perasuransian berdasarkan Ekuitas (KPPE).
- Implementasi PSAK 117 dan dampaknya terhadap pemenuhan ekuitas.
- Kepatuhan keagenan di industri asuransi.
- Tantangan asuransi kesehatan dan pentingnya peran aktuaria dalam technical pricing yang akurat.
AAUI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat tata kelola dan profesionalisme industri asuransi nasional melalui kerja sama dengan pemerintah, regulator, dan mitra internasional.
“AAUI berperan sebagai jembatan antara regulator dan pelaku industri, agar kebijakan yang diterapkan mampu menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan sektor asuransi nasional,” kata Budi menutup pernyataannya.