Pameran “Pertiwi Negeriku” Dibuka di Santrian Art Gallery, Kolaborasi Seniman Toba dan Bali Gairahkan Budaya Nusantara

Pameran seni “Pertiwi Negeriku: Toba-Bali Art Project 2025” resmi dibuka di Santrian Gallery, Sanur, Bali, Kamis (11/7/2025).

DENPASAR, BERITA DEWATA – Pameran seni “Pertiwi Negeriku: Toba-Bali Art Project 2025” resmi dibuka di Santrian Gallery, Sanur, Bali, Kamis (11/7/2025). Peristiwa budaya ini menghadirkan kolaborasi lintas daerah antara seniman Toba dan Bali, dalam upaya merajut kembali identitas dan nilai-nilai kebudayaan nusantara lewat seni rupa.

Pameran ini merupakan kelanjutan dari program seni yang digagas kelompok seniman perempuan Pertiwi sejak 2023. Setelah menggelar pameran serentak di tujuh titik di kawasan Danau Toba pada tahun lalu, kini inisiatif tersebut menjangkau Bali dengan semangat yang sama: mempertemukan karya, mempertemukan nilai.

“Kami ingin menjadikan pameran ini sebagai ruang dialog budaya. Bukan hanya soal karya seni, tapi juga tentang regenerasi nilai-nilai dan menjaga warisan budaya di tengah arus zaman,” kata Ayu Sri Wardani, perwakilan tim Pertiwi yang juga pelukis asal Bali bergelar boru Girsang.

Ayu Sri Wardani, perwakilan tim Pertiwi yang juga pelukis asal Bali bergelar boru Girsang.

Pameran dibuka dalam suasana khas Bali yang dipadukan dengan denting gondang Batak. Suara gamelan dan alat musik Batak mengiringi pembukaan yang berlangsung hangat dan penuh makna. Di galeri yang terletak di kawasan wisata Sanur ini, karya-karya seniman Toba dan Bali dipertemukan dalam satu ruang estetika yang reflektif dan kontemplatif.

Santrian Gallery menampilkan lukisan, instalasi, dan karya visual lainnya dari seniman Toba seperti Charis Martin Purba, Aan Turnip, Jeremy Pratama Manurung, dan Jesral Tambunan. Mereka bersanding dengan seniman-seniman Bali dan nasional seperti Made Dollar Astawa, I Made Arya Palguna, Willy Himawan, dan tentu saja para seniman Pertiwi seperti Ayu Sri Wardani dan Gusti Ketut Oka Armini.

Karya-karya tersebut menggambarkan ragam tafsir budaya—dari alam dan danau Toba, kehidupan ibu-ibu pekerja keras, hingga simbolisme tortor Batak dalam gaya kontemporer.

Program ini bermula dari perjalanan tim Pertiwi ke Danau Toba sejak 2023. Mereka menggelar lokakarya seni rupa, berinteraksi dengan masyarakat lokal, hingga membuka ruang kolaborasi dengan seniman dan pelaku kreatif di sana. Dari lawatan itulah muncul gagasan untuk membawa karya para seniman Toba berpameran di Bali.

Ajakan ini disambut baik oleh seniman sekaligus pengelola Santrian Gallery, Made Dollar. “Toba dan Bali sama-sama punya kekayaan budaya yang kuat. Ini saatnya saling menyapa lewat karya,” katanya.

Toba-Bali Art Project bukan sekadar ajang unjuk karya. Lebih dari itu, program ini juga menggelar rangkaian kegiatan edukatif, seperti diskusi publik, lokakarya seni rupa, hingga temu seniman dan pelajar.

“Penting untuk menghidupkan ekosistem seni di luar ruang-ruang akademik. Kalau diseriusi, seni bisa menjadi sumber daya ekonomi yang menghidupi masyarakat,” ujar Oka Armini, seniman dan pendamping program.

Sebelumnya, pameran serupa telah digelar di IT Del, Laguboti, Sumatera Utara—kampus yang didirikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Di sana, selama sebulan penuh karya-karya seniman dipajang dan disambut hangat oleh mahasiswa dan publik.

Pameran “Pertiwi Negeriku: Toba-Bali Art Project 2025” akan berlangsung hingga 30 Agustus 2025 di Santrian Gallery, Sanur. Publik dapat menikmati karya-karya seniman dari dua daerah yang berbeda namun punya kesamaan dalam semangat menjaga kebudayaan dan menyuarakan identitas lewat seni.

Lewat pertemuan estetika dan spiritualitas ini, “Pertiwi Negeriku” tak hanya menjadi ruang ekspresi, tapi juga platform yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif lokal berbasis kearifan budaya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here