DENPASAR, BERITA DEWATA – Seniman asal Nusa Penida, Putu Bonuz, menghadirkan pameran tunggal bertajuk Wave Dance di Sudakara Art Space, Sanur. Pameran yang berlangsung mulai 16 Mei hingga 31 Juli 2025 ini menampilkan karya-karya lukis abstrak yang merefleksikan kedekatan emosional seniman dengan laut, pesisir, dan gunung.
Putu Bonuz, yang besar di lingkungan pesisir, menjadikan laut sebagai sumber inspirasi utama dalam proses kreatifnya. Dominasi warna biru dalam lukisan-lukisannya menggambarkan dinamika ombak, sementara sentuhan tekstur kasar berpadu dengan warna hitam merepresentasikan kokohnya tebing pesisir serta prinsip hidup yang teguh.
Dalam beberapa karyanya, siluet gunung hadir secara samar—sebuah bentuk penghormatan terhadap Gunung Agung, elemen lanskap yang lekat dalam ingatan masa kecilnya.
“Wave Dance adalah ungkapan visual tentang bagaimana laut menyentuh daratan, sama halnya seperti warna menyentuh kanvas,” ujar Putu Bonuz. “Pameran ini mengajak kita melihat laut bukan hanya sebagai lanskap, tapi sebagai bagian dari perjalanan hidup dan identitas.”
Pameran terbuka untuk umum dan menghadirkan pengalaman visual yang tidak hanya berfokus pada bentuk dan warna, tetapi juga memuat narasi tentang memori, hubungan manusia dengan alam, dan spiritualitas kehidupan pesisir.
Sudakara Art Space sendiri merupakan bagian dari Sudamala Resorts, jaringan akomodasi yang dikenal menggabungkan arsitektur khas Indonesia dengan pengalaman pelayanan berstandar tinggi. Didirikan pada 2011, Sudamala kini hadir di sejumlah destinasi utama pariwisata Indonesia, termasuk Sanur dan Amed di Bali, serta Senggigi, Seraya Kecil, dan Labuan Bajo di Indonesia Timur.
Kelima properti yang dikelola Sudamala—terdiri atas empat resort butik dan satu lodge—menawarkan pendekatan khas terhadap kenyamanan dan seni, menciptakan ruang yang mempertemukan estetika, budaya lokal, dan keramahan.