DENPASAR, BERITA DEWATA – Taman rekreasi air Waterbom Bali mencatat pencapaian signifikan dalam upayanya menuju target Net Zero 2033, dengan hanya 1,2 persen limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) selama periode Januari hingga Maret 2025. Artinya, 98,8 persen limbah berhasil didaur ulang atau dikomposkan di lokasi.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, Waterbom Bali kini mengelola limbah organik menjadi kompos yang digunakan untuk menyuburkan area taman. Pencapaian ini dinilai sebagai tonggak penting dalam upaya jangka panjang menuju operasional nol limbah.
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni, Waterbom Bali juga merilis Sustainability Impact Report 2024. Laporan tersebut menyoroti kemajuan di sejumlah bidang utama seperti penggunaan energi terbarukan, konservasi air, pengelolaan limbah, dan pemberdayaan komunitas lokal.
“Keberlanjutan bukan hanya hal yang kami lakukan, melainkan bagian dari jati diri kami,” ujar Sayan Gulino, CEO Waterbom Bali. “Setiap langkah kami diambil dengan tanggung jawab, dilandasi rasa hormat terhadap alam, dan dirancang untuk dampak jangka panjang.”
Capaian Lingkungan 2024
Laporan tersebut mencatat sejumlah pencapaian utama selama tahun 2024, antara lain:
- 100 persen listrik berasal dari energi terbarukan, melalui kombinasi Renewable Energy Certificates dari PLN (93%) dan panel surya (7%).
- Pemasangan kapasitas panel surya baru sebesar 123,54 kilowatt-peak, menghasilkan sekitar 180.368 kWh energi per tahun dan mengurangi emisi karbon sebesar 160,5 ton CO₂e per tahun.
- Penurunan konsumsi air tanah sebesar 14 persen dibandingkan 2019, dengan rata-rata penggunaan air per tamu sebesar 235 liter, jauh lebih rendah dibandingkan beberapa hotel bintang lima yang dapat mencapai 3.900 liter per kamar per hari.
- Daur ulang 2.769 meter kubik air limbah, yang dimanfaatkan sebagai grey water untuk menyiram taman.
- Penyerapan 42.939 meter kubik air hujan per tahun melalui sistem 24 sumur resapan.
- Pengalihan 95,14 persen total limbah dari TPA, termasuk 97 persen limbah organik yang dikomposkan.
- Penanaman 24.687 pohon lokal dan reboisasi seluas 39,5 hektar bersama Yayasan ASRI, yang mendukung 90 keluarga dalam transisi ke mata pencaharian berkelanjutan.
Pada 2024, Waterbom Bali mencatat total emisi sebesar 6.424 ton CO₂e (gabungan Scope 1, 2, dan 3). Meskipun meningkat dibanding tahun 2019 karena proyek konstruksi dan pengadaan, Waterbom berhasil menekan dampaknya lewat pengalihan penuh ke listrik terbarukan, efisiensi sistem pompa, penggunaan LED, dan kendaraan listrik untuk operasional staf.
Komitmen Ilmiah untuk Net Zero
Waterbom Bali menjadi pelaku usaha pariwisata pertama di Indonesia yang memperoleh validasi target pengurangan emisi dari Science Based Targets initiative (SBTi). Targetnya adalah menurunkan 90 persen emisi dari seluruh scope pada tahun 2033, sesuai dengan komitmen Perjanjian Paris.
Upaya yang dilakukan meliputi:
- Perluasan kapasitas tenaga surya
- Penggunaan kendaraan listrik
- Konversi dapur dari LPG ke listrik
- Penggunaan Variable Speed Drive untuk efisiensi pompa
- Kerja sama dengan pemasok untuk mengurangi jejak karbon tersembunyi
Strategi keberlanjutan Waterbom Bali juga mengadopsi filosofi lokal Tri Hita Karana, yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Fokus ini diwujudkan melalui program edukasi dan pemberdayaan masyarakat, seperti:
- 386 pelajar dan remaja mengikuti program edukasi lingkungan Seed of Thought (naik 72% dibanding 2019)
- 419 tenaga kerja, 89 persen di antaranya warga lokal Bali
- 652 sesi pelatihan internal untuk mendukung operasional berkelanjutan
“Tujuan kami bukan kesempurnaan, tapi kemajuan yang berkelanjutan,” tutur Sayan Gulino. “Semua ini bisa terwujud berkat kerja kolektif tim dan semangat untuk menciptakan perubahan yang berarti.”
