Wartawan Bali Sepakat Bentuk Serikat Pekerja Media

Istimewa : Abdul Manan

Beritadewata.com, Denpasar – Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar menginisiasi pembentukan serikat pekerja media bagi para jurnalis Bali. Ketua AJI Denpasar Hari Puspita menjelaskan, inisiatif pembentukan serikat pekerja media ini diawali dengan menggelar simposium selama dua hari berturut-turut di Denpasar, dengan menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya.

“Di beberapa kota lain di Indonesia, wartawannya kompak, entah itu melalui organisasi profesi wartawan, paguyuban dan sebagainya membentuk serikat pekerja media. Nah melalui simposium ini kita mau menginisiasi pembentukan serikat pekerja media di Bali,” ujarnya di Denpasar, Minggu (19/2).

Salah satu pembicara dalam simposium Abdul Manan mengatakan, pendirian serikat pekerja selama ini susah diwujudkan karena terganjal dengan masalah mental. Padahal, sesuai regulasi yang sudah diatur oleh pemerintah, syarat-syarat untuk mendirikan serikat berkumpul ini tidak sulit. “Masalahnya wartawan itu seringkali tidak merasa kalau dirinya juga seorang buruh, buruh di perusahan media,” ujarnya  mantan Ketua Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPMI) ini.

Manan mencontohkan kemudahan mendirikan serikat pekerja, yakni hanya dibutuhkan minimal 10 orang anggota untuk mendirikan. Adapun jumlah pekerja di perusahaan media bisa mencapai puluhan bahkan sampai ratusan orang. Sayangnya potensi itu terhadang oleh mentalitas.

Namun, dia menegaskan mentalitas tersebut  menjadi kendala besar karena dalam beberapa kasus pendirian serikat pekerja kerap ditentang perusahaan. Bahkan ada di salah satu perusahaan media, ketika serikat pekerja akan dibentuk, pihak perusahaan langsung mengintimidasi sangat keras. “Anggota ditakut-takuti. Bahkan, didorong mencabut dari keanggotaan, perusahaan buat serikat tandingan, hingga PHK,” jelasnya.

Meski demikian, redaktur majalah Tempo ini menyatakan, serikat pekerja media sangat dibutuhkan. Apalagi, dari diskusi kelompok yang diikuti 25 peserta workshop itu, terungkap masih banyak persoalan perburuhan di perusahaan media. Baik soal upah, jaminan sosial, hubungan kerja, dan lainnya, yang perlu diperjuangankan melalui serikat pekerja.

Mantan Sekjen AJI Indonesia ini menyatakan kendati kendala banyak, tetapi masih ada celah untuk pekerja media mendirikan serikat pekerja dalam bentuk lintas media. Hal ini sudah dilakukan oleh pekerja media di Jawa Timur. “Ini solusi karena menyatukan pekerja dari beberapa daerah di Jawa Timur dalam satu forum,” paparnya.

Adapun workshop ini diprakarsai FNV Mondiaal, AJI dan FSPMI ini digelar selama dua hari, sampai Minggu (19/2). Selain Manan, di hari pertama juga menghadirkan Sekretaris Umum FSPMI Wayan Agus Purnomo sebagai pembicara. Dalam paparannya, Agus menegaskan, kalangan jurnalis kerap menggerutu terkait masalah-masalah ketenagakerjaan karena tidak ada tempat mengadu. Sayangnya kondisi tersebut tidak ditindaklanjuti dalam wadah seperti serikat media.  “Dengan serikat pekerja ada ruang untuk bernegosiasi,” kata dia.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here