Beritadewata.com, Denpasar – Badan Daerah Tujuan Wisata Jatih (DTW) Luwih Kabupaten Tabanan Bali menggelar parade budaya selama dua berturu-turut yakni tanggal 11 sampai 12 Februari 2017. Manajer Operasional DTW Jati Luwih I Nengah Sutirtayasa saat ditemui di Denpasar, Senin (6/2) menjelaskan, dalam parade budaya tersebut akan mengusung tema tentang kebudayaan dan pertanian. “Di berbagai daerah tujuan wisata di Bali memang sudah ada acara serupa dengan mengusung tema serupa. Namun Parade Budaya Jati Luwih memang dikemas berbeda karena sebenarnya fakta riil tentang kebudayaan dan pertanian ada di sana. Penerapan konsep Tri Hita Karana yang merupakan kearifan lokal Bali ada di Jati Luwih. Disana ada pertanian yang menjadi penopang utama budaya Bali dengan sistem subaknya, dan budayanya yang masih kental,” ujarnya.
Dalam parade budaya tersebut akan melibatkan sekitar 500 orang asli dari 15 desa adat di kawasan Jati Luwih, yang terdiri dari petani, anak-anak, seniman dan musisi. Beberapa atraksi budaya yang dipentas antara lain atraksi baleganjur, pentas seni anak-anak, tari-tarian, rombongan petani dengan atraksi budaya pertanian, seni barongsai dan para musisi. “Totalnya sekitar 500 orang. Mereka akan berjalan kaki sekitar 1 kilometer dengan memberikan pertunjukan kepada masyarakat yang menonton berbagai atraksi yang ada,” ujarnya. Ia menjelaskan, parade budaya itu akan dibuat berbeda dengan parade budaya pada umumnya dimana petani dengan berbagai alat-alat pertanian akan ditonjolkan.
Menurutnya, parade budaya ini akan dikemas menjadi pintu masuk ke Festival Jati Luwih. “Tujuannya adalah promosi. Selama ini yang ditonjolkan adalah pesona alam sejak menjadi warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Sekarang saatnya kita akan sandingkan dengan budaya dan pertanian selain pesona alam yang sudah terkenal selama ini,” ujarnya. Parade ini akan menekankan konsep budaya pertanian dengan subaknya yang sudah sangat mendunia. Keterlibatan para petani akan memberikan keunikan tersendiri baik pada parade budaya yang akan digelar mapun bila sudah dikemas menjadi festival dan masuk dalam kalender event pariwisata di Bali.
Sementara Manajer Gong Jati Luwih Restaurant yang menjadi salah satu sponsor Parade Budaya Jati Luwih Agus P Wardhana menjelaskan, event Parade Budaya Jati Luwih saat ini disponsori oleh Gong Jati Luwih, Badan Pengelolah Wisata Jati Luwih Kabupaten Tabanan, dan belasan unit usaha dan angkutan wisata lainnya. “Ada sekitar belasan unit usaha seperti restoran, angkutan wisata yang terlibat dalam event ini. Keterlibatan banyak unit usaha ini menunjukkan bahwa Jati Luwih ingin maju dalam kunjungan pariwisata dan mendatangkan income bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.