Warga Tejakula Panik Akibat Gempa yang Terjadi Belasan Kali

BeritaDewata.com, Buleleng – Gempa yang berkali-kali mengguncang Wilayah Timur Kabupaten Buleleng yang berlokasi di desa Tejakula, Kecamatan Tejakula pada Senin (15/5) sekitar pukul 01.40 wita. Gempa kali ini sangat cukup dirasakan oleh warga setempat seperti desa Pacung dan wilayah Tejakula lainya .

Dari hasil analisis yang dilakukan oleh BMKG Wilayah III Denpasar, bahwa gempa bumi tersebut berkekuatan 2,6 Skala Richter, dengan episentrum pada koordinat 8,12 LS dan 115,32 BT, terjadi di darat, tepatnya 33 km Barat Laut Kabupaten Karangasem dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.

Ketut Ardika Yasa sekdes Desa Tejakula saat dikonfirmasi mengatakan gempa yang terjadi hingga belasan kali tersebut membuat warga Desa Tejakula dibuat kalang kabut dan berteriak meninggalkan rumah masing -masing, karena gempa terjadi secara beruntun.

“Gempanya terjadi hingga belasan kali sejak dini hari. Gempa pertama terjadi sekitar jam 01.40 wita, berselang sepuluh menit kemudian terjadi lagi gempa susulan yang kedua. kemudian sekitar jam 2.30 gempa ketiga kalinya ini yang paling keras. Saat dini hari saja sudah ada gempa hingga 5 kali. Sedangkan saat pagi hari menjelang siang sudah terjadi hingga lebih dari lima kali. Namun getarannya agak kecil” papar Ardika Yasa

Ketut Ardika Yasa juga mengatakan jika pasca gempa, warga langsung melaporkan kerusakan kepada pemerintah Desa Tejakula. Pemerintah Desa yang dibantu para siswa dari SMAN 1 Tejakula, Senin (15/5) siang langsung bergerak cepat dengan mendirikan tenda-tenda darurat untuk dijadikan posko pengaduan bencana bagi warga sekitar. Posko tersebut nantinya akan difungsikan bagi warga setempat untuk melaporkan segala kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa yang terjadi belasan kali tersebut.

Menyikapi gempa yang terjadi begitu tak disangka dan sangat beruntun pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, BPBD Kabupaten Buleleng serta BMKG Wilayah III Denpasar.

“Kejadian ini sudah kami laporkan ke Dinas Sosial, dari Dinsos memberikan saran untuk membuat posko pengaduan bencana di Kantor Kepala Desa. Dan himbauan itu kami sampaikan bersama Kelian Adat ke warga yang terkena bencana , agar warga senantiasa waspada akan terjadi gempa susulan. Kami juga sudah meninhjau lokasi -lokasi yang diakibatkan gempa tersebut.
Sedangkan laporan juga sudah diteruskan ke pihak BMKG Denpasar melalui sambungan telepon. Pihak BMKG meminta kami untuk bersurat” pungkas Ardika (16/52017).

Dari akibat gempa tersebut tercatat tiga rumah mengalami kerusakan ringan pada bagian atapnya rumah yang di milik Made Widiasih di Dusun Sukadarma. Kerusakan yang sama juga dialami oleh Nyoman Nada, warga Dusun Kelodan yang tinggal di pinggir pantai.

Genteng rumahnya rontok sejumlah 35 biji. Gempa juga mengakibatkan rusak pada pelinggih Padmasana di Kantor Kepala Desa Tejakula. Berdasarkan pantauan dilapangan, Pelinggih Padmasana tersebut mengalami kerusakan pada bagian atas, khususnya sayap garudanya.

“Padmasana di Kantor Kepala Desa mengalami kerusakan pada bagian atasnya. Secepatnya akan kami perbaiki, setelah itu baru harus dipelaspas dengan menggunakan banten” imbuh Ardika.

Selai merusak rumah warga, Gempa juga merusak jalan beton selebar 2,5 meter di pinggir sungai yang merupakan akses jalan menuju Pura Empelan, Dusun Antapura. Tanah jalan tersebut retak sebagian hingga betonnya mengalami ambrol sepanjang empat meter.

Gempa juga merusak Pelinggih Surya bagian atasnya juga dialami oleh Dadia Bendesa Manik Mas, di Dusun Tengah, Desa Tejakula. Menurut Kelian Dadia Gede Sumberta, 50, pihaknya baru mengetahui jika pelinggih Surya yang ada di Merajannya mengalami kerusakan sekitar jam 06.30 pagi.

“Kemungkinan gempa yang terjadi malam itu membuat pelinggih surya bagian atasnya rusak. Rencananynya kami akan melakukan upacara tirta pabersihan, setelah itu dilakukan penuntunan barulah diperbaiki” ujar Sumberta.

Sementara Kepala BPBN Daerah Kabupaten Buleleng Made Subur saat ditemui di kantornya mengatakan gempa bumi yang terjadi pada Senin (15/5) dini hari itu memiliki kekuatan hingga 3,7 Skala Richter. Namun, beruntung gempa tersebut tidak memicu terjadinya Tsunami.

“Musibah ini tak pernah bisa kita prediksi. Sudah barang tentu akan berdampak secara psikologis terhadap masyarakat di Tejakula. Beruntung gempa ini tidak memicu Tsunami. Bahkan sempat getarannya mencapai 3,7 Skala Richter. Kemungkiinan gempa ini diakibatkan karena posisi kita berada di Sabuk Magma Gunung Agung, sehingga getarannya juga sangat terasa. Namun yang pasti secara teknis ini merupakan kewenangan dari BMKG untuk menjelaskan, nanti kita tunggu kajian selanjutnya ” ujar Subur (16/5/2017).

Pihaknya pun tetap menghimbau kepada warga di Buleleng khususnya di Desa Tejakula agar senantiasa waspada terhadap gejala alam yang memang susah untuk diprediksi.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here