DENPASAR – Revitalisasi dan pemajuan kebudayaan Bali harus dilaksanakan dengan merancang dan melaksanakan pembangunan di bidang kebudayaan secara terkonsep, terpadu, dan berkelanjutan. Satu yang mendasar dari hal tersebut adalah menyediakan dan menghidupkan ruang-ruang kreatif di seluruh kabupaten/kota.
Dari pergumulan di ruang-ruang tersebutlah diharapkan lahir kreativitas lokal yang khas (genuine creativity) yang kemudian menginspirasi warga sekitar untuk melakukan hal-hal produktif dan bernilai tambah tinggi.
Berangkat dari pemikiran itulah pasangan calon gubernur nomor urut dua, IB Rai Mantra, yang berpasangan dengan I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) melahirkan program membangun pusat kesenian (art centre) di seluruh kabupaten/kota di Bali. Hal itu disampaikan Rai Mantra saat ditemui di Denpasar, Rabu (14/3/2018).
Menurut Rai Mantra adanya pusat-pusat kebudayaan yang dibarengi program-program terarah dan berkesinambungan akan membuat aktivitas kreatif di seluruh wilayah di Bali menggeliat pesat. Apalagi pada art centre di setiap kabupaten tersebut dengan penyelenggaraan festival kesenian berbasis keunggulan dan kekhasan setempat. Maka semua potensi kreatif di Bali akan terwahanai secara teratur dan berkala.
“Jadi sepanjang tahun akan ada sembilan festival bergiliran di seluruh kabupaten/kota di Bali dengan spirit dan penyajian yang khas,” ujar Rai Mantra.
Dengan begitu, imbuh Rai Mantra, dalam setahun akan selalu ada kegiatan menarik yang menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Bali. Dengan pengaturan dan koordinasi yang rapi antara pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dalam penyelenggaraan festival-festival tersebut, maka Pulau Bali ini akan menjadi kawasan berkesenian yang tak berkesudahan. Sebab, ketika satu kabupaten menyelenggarakan festival, seniman di kabupaten lain dapat ambil bagian untuk menyemarakkannya.
“Suasana tersebut akan membuat semua seniman di Bali selalu memiliki ruang untuk berekspresi menyalurkan kreativitas mereka sehingga motivasi para seniman dan para kreator untuk melahirkan karya-karya baru yang bermutu menjadi semakin meningkat,” papar Rai Mantra.
Lebih lanjut Rai Mantra menjelaskan bahwa efek lanjutan dari adanya festival yang berkelanjutan sepanjang tahun tentulah semakin maraknya pariwisata budaya di Bali. Pariwisata yang marak akan menggeliatkan perekonomian Bali yang muaranya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.
“Bagaimana tidak? Dengan festival kesenian yang sambung-menyambung di seluru kabupaten/kota maka semua usaha di bidang akomodasi, transpotasi, kuliner, jasa, dan sebagainya akan hidup. Usaha pertanian, peternakan, dan perikanan pun akan meningkat karena kebutuhan bahan pangan akan melonjak mengiringi geliat aktivitas pariwisata tersebut,” terang mantan Ketua HIPMI Bali tersebut.
Lantas bagaimana dengan Pekan Kesenian Bali (PKB) yang sudah berjalan? Rai Mantra mengatakan bahwa PKB akan tetap menjadi etalase Kesenian Bali sebagaimana telah berlangsung selama ini.
“PKB tetap berjalan dan dikebangkan sebagai konsep awalnya. Ia menjadi festival utama yang bersanding dengan festival-festival lain di art centre yang ada di seluruh Bali,” tutur Rai Mantra sembari mengatakan bahwa semua itu didasari oleh spirit Nawacandra yang membangun Bali berdasar potensi di sembilan Kabupaten/Kota di Bali. RL/BD