DENPASAR, BeritaDewata – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, perekonomian Bali pada tahun 2021 diperkirakan tumbuh positif seiring dengan dimulainya distribusi vaksin covid-19 yang berdampak pada perbaikan level of confidence pelaku usaha dan perbaikan mobilitas domestik.
“Di Bali, kalau ditanya apakah vaksinasi massal akan mendorong dunia usaha bertumbuh, semuanya menjawab bahwa mereka optimis akan bertumbuh. Terutama di sektor jasa seperti pariwisata, dan akomodasi lainnya. Bahkan mereka mengatakan kondisi ini akan berubah pada kisaran Juli sampai Agustus 2021,” ujarnya di Denpasar, Selasa (27/4/2021).
Trisno mengaku, vaksinasi di Bali saat ini sangat masif. Gubernur Bali I Wayan Koster berinisiatif terus meminta kepada pemerintah pusat agar Bali mendapatkan banyak vaksinasi. Permintaan itu dikabulkan.
Kuota vaksin di Bali memang melebihi daerah lainnya. Pergerakan vaksin di Bali sangat masif sebab dilakukan berbasis Banjar dan beberapa titik usaha pariwisata. Vaksinasi di tiga zona hijau yakni Ubud, Sanur dan Nusa Dua sangat masif dan saat ini sudah hampir final.
“Gianyar menjadi kabupaten yang paling cepat jumlah vaksinasi sebab mereka layani berbasis Banjar dan bahkan di tempat umum,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Bali menargetkan 70% warganya atau sekitar 3 juta orang untuk divaksin. Jumlah ini dinilai efektif menimbulkan kekebalan komunitas atau herd imunity. Vaksinasi yang masif ini akan mendorong dunia kepercayaan dunia usaha di Bali untuk bertumbuh.
Di samping itu rencana peningkatan investasi swasta dan pemerintah juga turut mendorong pertumbuhan di tahun 2021. Pada Triwulan 1, ekonomi Bali diperkirakan tumbuh dalam kisaran -6,1% sampai dengan -5,1%. Pertumbuhan positif diperkirakan akan dimulai pada triwulan II 2021 sehingga secara keseluruhan tahun 2021 perekonomian diperkirakan tumbuh positif dalam kisaran 2,5% s.d 3,5%.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) minggu ketiga April 2021, perubahan harga di Bali sebesar 0,25%. Dengan demikian perkiraan inflasi April 2021 sebesar 0,13% s.d. 0,33%. Perubahan harga lebih didominasi oleh meningkatnya harga daging ayam ras dan canang sari, karena meningkatnya permintaan pada hari raya keagamaan.
Harga cabai rawit yang meningkat di awal tahun, sudah mencapai puncaknya dan mulai mengalami penurunan harga secara perlahan-lahan. Terkendalinya inflasi ditopang oleh pasokan barang khususnya bumbu dapur dan beras yang lancar dan mencukupi untuk Provinsi Bali.
Inflasi tahun 2021 diprakirakan meningkat dibandingkan tahun 2020, namun masih dalam rentang 3%±1%. Lima faktor utama yang menjadi pendorong meningkatnya inflasi tahun 2021 ialah meningkatnya aktivitas pariwisata pasca Covid-19, peningkatan daya beli masyarakat, normalisasi harga tiket angkutan udara dan pemberlakuan kembali airport tax, adanya peningkatan cukai rokok, dan peningkatan biaya sekolah yang ditiadakan pada tahun 2020.
Selanjutnya Trisno merekomendasikan enam langkah strategis. Pertama, akselerasi penanganan covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi. Kedua, akselerasi realisasi belanja pemerintah dan perluasan penerima hibah pariwisata. Ketiga, akselerasi reaktivasi wisman melalui mekanisme travel bubble.
Keempat, reorientasi ke pasar wisnus. Kelima, akselerasi hilirisasi pertanian dan industri. Keenam, akselerasi realisasi invetasi melalui pembentukan investment centre dan creative financing. Terakhir, peningkatan produktivitas pertanian melalui digitalisasi pertanian.