Gianyar – Bali Zoo secara rutin menggelar ritual upacara “Tumpek Kandang” dengan tujuan untuk memohon keselamatan agar terbebas dari segala penyakit untuk seluruh satwa.
Hari Tumpek Kandang yang jatuh setiap 210 hari sekali ini, memiliki makna untuk mengembangkan rasa kasih sayang dan penghormatan kepada semua ciptaan Tuhan YangMaha Esa khususnya satwa.
Satwa diupacarai dengan menghaturkan banten dan dipercikan air suci yang dipimpin oleh Pemangku Pura. Satwa yang meliputi satwa jinak seperti Orangutan, Gajah, Binturong, Burung Macaw Siamang dan Iguana yang dihadirkan sebagai simbolis prosesi dalam upacara tersebut.
Seluruh satwa di Bali Zoo, pada saat hari raya Tumpek Kandang diupacarai dengan dihaturkan banten, sebagai simbol untuk memuja Tuhan dalam manifestasi sebagai dewa yang berkuasa atas kehidupan mahluk hidup khususnya satwa yaitu Sang Hyang Rare Angon perwujudan Dewa Siwa.
“Upacara Tumpek Kandang ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Dewa Pencipta dan Pemelihara Satwa dengan tujuan memohonkan keselamatan agar seluruh satwa diberi kesehatan dan terbebas dari segala penyakit,” ujar Head of Public Relations Bali Zoo, Emma Chandra, Sabtu (20/01).
Emma menambahkan upacara Tumpek Kandang juga merupakan bentuk apresiasi kasih sayang terhadap berbagai koleksi satwa di Bali Zoo. Perayaan han suci ini juga berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana yang sesuai dengan ajaran Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar khususnya satwa.
“Dalam upacara Tumpek Kandang ini, Bali Zoo turut menjaga keharmonisan alam beserta isinya ” imbuhnya.
Upacara Hindu Tumpek Kandang merupakan bentuk hari kasih sayang dan penghormatan kepada satwa dengan harapan hewan terbebas dari penyakit.
Ritual unik tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara dan domestik yang sedang mengunjungi Bali Zoo.