Beritadewata.com, Denpasar – Ketua Asita Bali Ketut Ardhana mengaku jika kedatangan rombongan Raja Arab Saudi ke Bali membawa berkah tersendir bagi pariwisata. Berdasarkan laporan dari anggotanya, hingga saat ini sudah sekitar lebih dari 10 destinasi yang dikunjungi rombongan Raja Arab.
“Kita mendapat laporan dari anggota yang ada di lapangan. Sampai saat ini destinasi yang sudah dikunjungi lebih dari 10 destinasi yang tersebar di Badung, Tabanan, Denpasar, Gianyar, Bangli,” ujarnya. Anggota yang di lapangan juga mengeluh jika yang sering bepergian itu hanya rombongan biasa, sekelas pegawai kerajaan. Sementara para pejabatnya, apalagi pangeran, sangat jarang keluar. Untuk kelas pangeran baru ke GWK, Pandawa, Uluwatu.
Menurutnya, sekalipun yang sering bepergian itu hanya rombongan biasa namun pihak kepolisian tetap memberlakukan pengamanan sebagaimana adanya. Itulah yang membuat banyaknya rombongan tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang di Bali. “Hingga saat ini, setelah kita hitung-hitung secara global saja, maka total transaksi sudah mencapai Rp 195 miliar lebih. Jumlah ini baru dihitung dari hotel, kendaraan, biasa sewa masuk, dan sebagainya. Belum termasuk biaya lain-lainnya,” ujarnya.
Menurut Ardhana, perhitungan global itu belum termasuk belanja di berbagai mall, pasar oleh-oleh, makan di berbagai restoran, spa, pijat, dugem di tempat hiburan malam dan sebagainya. “Wisatawan Arab Saudi akan sangat royal kalau mereka sudah menyenangi sesuatu. Mereka tidak mempersoalkan berapa uang yang dikeluarkan, kalau mereka sudah menikmati tempat tersebut,” ujarnya.
Ia memperkirakan, hingga hari terakhir keberadaan raja di Bali, kalau mau dihitung dari seluruh sektor, total transaksi bisa mencapai Rp 250 miliar. Artinya, ada Rp 250 miliar uang yang tersebar di Pulau Bali selama kurang lebih 10 hari raja dan rombongan berada di Bali.