Denpasar – Penerapan transaksi nontunai di jalan Tol Bali Mandara diyakini akan mendorong budaya masyarakat di Bali untuk menggunakan uang elektronik di sejumlah tempat. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengatakan kesuksesan program yang dimulai pada 1 Oktober bisa menjadi cikal bakal pondasi bagi Pulau Dewata untuk menjadi daerah cashless society.
“Potensi penerapan nontunai masih tinggi di sini, termasuk di sejumlah tempat juga belum menerapkan nontunai. Ini peluang, jika dari sini kemudian berlanjut ke lainnya menggunakan nontunai maka bisa saja Bali menjadi cashless society,” tuturnya dalam diskusi Infrastruktur Perbankan Mendukung Penerapan Transaksi Nontunai di Tol Bali Mandara di Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia di Denpasar, Selasa (12/9/2017).
Diskusi ini juga menghadirkan narasumber Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusra R. Erwan Hermawan , Dirut PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim, GM Blue Bird Bali Nusa Tenggara I Gede Putu Panca Wiadnyana, GM Prasarana The Airport Travel Agency I Wayan Sukses dan dihadiri sejumlah pengusaha transportasi. Jalan Tol Bali Mandara mulai 1 Oktober akan mewajibkan seluruh pengguna bertransaksi secara nontunai.
Causa menegaskan akan terus mendorong transaksi nontunai karena terbukti memberikan manfaat bagi bank sentral menghemat biaya pemeliharaan uang tunai. Di Bali terdapat sekitar Rp1,4 triliun uang setoran dari bank-bank yang dinilai tidak layak edar sehingga harus dipilah kembali kelayakannya.
“Itu harus kami olah, meskipun tidak layak edar tetapi ketika dipilah masih ditemukan yang bisa diedarkan. Ini memerlukan tenaga khusus dan waktu. Kemudian kami kerepotan kalau tunai itu dananya tidak bisa dilacak,” paparnya.
Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusa Tenggara R. Erwan Djoko Hermawan menyatakan bank milik pemerintah ini sudah menyiapkan infrastruktur top up saldo hingga peningkatan jumlah kartu. Pihaknya meminta masyarakat tidak khawatir apabila ingin mengisi ulang karena melalui gawai pun bisa dilakukan. Untuk kartu, dia mengaku menyiapkan sekitar 20.000 unit kartu uang elektronik guna mensukseskan penerapan transaksi nontunai di Jalan Tol Bali Mandara mulai 1 Oktober 2017.
Seluruh kartu tersebut akan disebar ke perusahaan-perusahaan hingga restoran agar masyarakat mudah ketika bertransaksi di gerbang tol otomatis. Adapun penyebarannya difokuskan ke perusahaan-perusahaan, kampus-kampus, kantor dan restoran. Pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak agar transaksi nontunai di satu-satunya di Bali tersebut berjalan lancar.
Pada saat ini, Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara sudah mencatatkan sebanyak 50.000 transaksi per minggu di jalan tol sepanjang 12,7 km tersebut. Tambahan sebanyak 20.000 kartu e-money diprediksi bisa meningkatkan volume transaksi di tol yang menghubungkan Denpasar dengan Badung tersebut menjadi 4 kali lipat.
“Sekarang era digital, sudah saatnya beramai-ramai memanfaatkan produk digital,” ajaknya.
Dirut Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir dengan rencana penerapan transaksi nontunai tersebut karena infrastrukturnya sudah disiapkan. JBT juga sudah berhasil mengujicobakan pemasangan security accces module (SAM) multi applied sehingga bank penerbit uang elektronik akan dapat menggunakan.
“Kami siapkan prasarananya, sebetulnya semua gardu tol siap dan kami ada gardu tol otomatis. Dengan berdasarkan pengamatan kami, kalau gunakan tol itu lebih cepat karena hanya 2 detik. Jadi setiap orang yang lewat silahkan bertransaksi secara otomatis sehingga uang tunai kurang. Intinya sudah tidak masalah,” tuturnya
Dihubungi terpisah terkait rencana ini, Kadis Perhubungan Bali IGN Sudarsana mendukung rencana penerapan transaksi nontunai karena diyakininya akan memudahkan serta mempercepat masyarakat. Dia mengatakan sudah sejak lama memanfaatkan layanan uang elektronik dan terbukti lebih efektif dan efisien.
“Harusnya di sejumlah tempat seperti bandara Ngurah Rai juga pakai ini tidak hanya di Tol Bali Mandara saja. Saya dengar sih sedang dirancang memang untuk di bandara,” tuturnya.
#Mudah Top Up#
Sementara itu GM Blue Bird Bali I Gede Putu Panca Wiadnyana menyarankan perbankan menggandeng institusi dunia kerja untuk mensosialisasikan dan menyebarkan informasi transaksi nontunai. Pekerja akan lebih mudah mematuhi ketika ada aturan dari top manajemen perusahaan dibandingakan secara sukarela.
Berkaca dari Blue Bird Bali, saat ini sekitar 3.500 armadanya keseluruhannya menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi di jalan tol Bali Mandara dan mengisi bahan bakar di SPBU yang bekerja sama. Diakuinya, program yang digagas sejak akhir 2016 tersebut saat ini terbukti mencatatkan transaksi hingga Rp281 juta per bulan dan mencegah kebocoran dana BBM hingga parkir.
“Tidak mudah memang, kami transaksi di pompa bensin eh mesin EDCnya disembunyikan terus alasannya rusak, lalu katanya bisa meledak kalau ditempatkan di pompa bensin. Banyak alasan memang untuk menghambat penerapan nontunai tapi dengan upaya dan kerja sama itu bisa,” jelasnya.
Panca mengungkapkan dengan transaksi nontunai semua dana dapat terlacak kemana digunakan oleh pengendara. Selain itu, pihaknya juga menyarankan agar tidak perlu khawatir dengan sistem ini karena akan terbukti lebih baik jika dibandingkan tetap menggunakan transaksi tunai
“Sebagaian besar masyarakat pekerja dan butuh top manajemen untuk ini jalan. Kalau semua perusahaan. Kita berpikir dije ngisi dije ngalihne [dimana beli dan top up], padahal sudah tidak perlu khawatir lagi kan tinggal lewat gawai bisa,” tuturnya.
GM Prasarana Airport Travel Agency I Wayan Sukses menyambut baik rencana transaksi nontunai karena meningkatkan kenyamanan dan layanan bagi wisatawan. Hanya saja perusahaan dengan 70 armada di Bandara Ngurah Rai ini menyarankan Jasamarga tetap menempatkan personil guna mengantisipasi ketika terjadi gangguan pada alat pembaca otomatis.
Selain itu pelaku usaha menyarankan agar perbankan memudahkan cara pengisian ulang. Sukses memaparkan masalah jaringan sering menjadi alasan ketika konsumen hendak mengiisi ulang kartu, sehingga tidak membantu pengguna kartu elektronik ketika akan menambah saldo.
“Mohon nanti dioptimalkan bagaimana masyarakat agar lebih mudah baik saat pengisinan maupun gerai. Kami berikan tempat kami untuk tempat kami penjualan di sana,” jelasnya.
Dukungan juga diberikan Asosiasi Perusahaan Rentcar Daerah (Asperda). Sekretaris Asperda Bali I Made Mendra berharap sosialisasi lebih banyak dan lokasi untuk isi ulang diperbanyak dan sistemnya dipermudah.