NUSA DUA – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu saat ditemui usai membuka acara Kerjasama Strategis Our Eyes di Nusa Dua Bali, Kamis (25/1/2018) menjelaskan, sudah saatnya TNI dilibatkan secara aktif dalam pencegahan terorisme di Indonesia. Selam ini peran TNI dalam pencegahan terorisme memang belum kelihatan sementara fakta menunjukkan bahwa TNI dengan kapasitasnya harus terlibat secara aktif dalam penanggulangan terorisme.
“Sebetulnya, kita harus tahu. Polisi itu urusan keamanan dan ketertiban masyarakat. Kalau sudah menggunakan alat perang bom, maka itu urusan tentara yang mempunyai alat perang itu. Bom itu adalah alat perang,” ujarnya. Tentara memiliki kapasitas terkait dengan berbagai alat perang tersebut.
Menhan menjelaskan, hingga saat ini Indonesia terus melakukan berbagai kewaspadaan menghadapi terorisme karena tidak ada yang bisa menjamin apakah sebuah negara di dunia sudah aman dari terorisme atau tidak. Hal ini sangat beralasan karena terorisme itu sebuah ideologis yang melekat dengan manusia sebagai individu.
“Kita belum tahu pasti situasi keamanan dan kenyamanannya. Kemarin saya berbicara di India. Judulnya, “Menghadapi Ketidakpastian dalam Menanggulangi Terorisme”. Negara besar seperti India saja akui jika mereka juga menghadapi ketidakpastian dalam hal terorisme,” ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Menurutnya, sebenarnya caranya sangat gampang yakni mengecilkan perbedaan dan memperbesar persamaan di antara semua elemen bangsa. Situasi di Indonesia juga sama yakni masih banyaknya perbedaan yang membuat bangsa ini terkotak-kotak.
Terkait dengan kerja sama Our Eyes dari beberapa negara kawasan, Menhan meminta agar tim langsung bekerja sama terutama di bidang IT agar segera dioperasikan. “Kali ini hanya soft launching saja. Nanti akan diluncurkan di Malaysia,” ujarnya.
