DENPASAR, BeritaDewata – Karya tari ini merupakan wujud introspeksi diri, kisah tentang perenungan manusia sebagai pejalan hidup yang diungkap dalam gerak tari.
Hidup adalah perjalanan. Kita lahir dan tumbuh sebagai pejalan takdir dalam liku hidup yang tak tentu dan tak tertebak. Kita lahir, tumbuh dan berkembang, seperti benih yang dihempaskan angin di atas tanah. Benih-benih itu mulai mengenal dan berkawan dengan sekitarnya. Anak-anak belajar mengucapkan salam, jujur dalam berucap, dan berani dalam bertindak. Pada saat bersamaan mereka bermain seperti lebah-lebah kecil yang sibuk mengitari bunga-bunga. Sang Ibu selalu ada bersamanya.
Memenuhi keingintahuanya tentang dunia dan keajaibannya. Mewariskan nilai-nilai kehidupan.Tak lama waktu membawa kita pada kedewasaan yang penuh gairah. Ibu tak selalu ada untuknya. Dalam diri kita, tumbuh semacam kuncup keberanian yang belum matang benar. Sudah cukupkah bekal untuk perjalanan panjang ini? Mengapa kita begitu resah untuk masa depan namun dikekang masa lalu?
Mari kita berjalan pada kesadaran. Napas melakukan perjalanannya, darah melakukan tugasnya untuk mengairi diri kita. Sadar bahwa perjalanan kita kadang tak mulus–berliku dan berkerikil. Sadar bahwa kita kadang perlu diam daripada berlari dengan kencang. Sadar bahwa kita bisa tersesat – dan itu tak mengapa. Sebab, kita manusia.
Dalam kebimbangan itu, apakah kita bisa kembali? Mampukah kita memaafkan diri yang terlanjur bersalah? Yang kita butuhkan hening, untuk mengembangkan kesadaran. Biarkan kita kembali pada masa kanak kita yang penuh canda. Biarkan kita kembali pada Ibu dan cinta kasihnya.
Tari ini di Rancang I Komang Adi Pranata dan Ni Ketut Arini
Saksikan Vidio Kolaborasinya di Acara Launching Yayasan We Love With Love secara virtual live streaming melalui channel YouTube We Love With Love langsung dari Bali pada hari Sabtu, 16 Januari 2021, jam 12.00 WITA.