Tantowi Yahya Bantah Tuduhan Konflik BTID dengan Warga Serangan, Hubungan Harmonis dan Manfaat Nyata bagi Masyarakat

Konferensi Pers Gabungan antara PT BTID, MDA Kota Denpasar, dan Desa Serangan yang digelar Senin 24 Maret 2024 di UID Bali Campus.

DENPASAR, BERITA DEWATA – PT Bali Turtle Island Development (BTID) bersama para tokoh masyarakat menegaskan bahwa hubungan dengan warga Serangan tetap harmonis dan tuduhan sebaliknya yang beredar adalah tidak berdasar. Tidak ada ketegangan antara warga dengan perusahaan, bahkan telah terjadi perubahan positif signifikan sejak kehadiran BTID.

Jro Bendesa Desa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menyoroti perubahan positif yang terjadi sejak kehadiran BTID. Dahulu, akses dari dan ke Pulau Serangan sangat terbatas, yang menyulitkan warga untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Kini, pembangunan infrastruktur oleh BTID seperti jembatan dan jalan telah membuka peluang besar bagi masyarakat.

“Dulu, warga harus berjuang keras untuk berobat, sekolah, atau bekerja. Sekarang, kita bisa melihat perubahan nyata. Banyak anak muda Serangan yang sukses dan taraf hidup masyarakat meningkat karena ada akses jalan darat yang lebih baik,” ujar Jro Bendesa.

Presiden Komisaris BTID, Tantowi Yahya, menyampaikan bahwa KEK Kura Kura Bali bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi merupakan bagian dari visi besar pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan sesuai dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali. Penyerapan tenaga kerja BTID juga telah memenuhi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali No. 3 Tahun 2024 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi dengan penyerapan tenaga kerja lokal Bali yang telah mencapai 504 dari total tenaga kerja, di mana 294 di antaranya berasal dari Serangan.

“KEK Kura Kura Bali dirancang sebagai katalis ekonomi inklusif berbasis budaya, yang berpedoman pada filosofi Tri Hita Karana dan Sad Kerthi. Penataan pembangunannya dilakukan secara terpadu dengan mengembangkan destinasi wisata, UMKM Kuliner, kegiatan adat dan budaya, serta spiritual, dengan tetap menjaga kesucian pura dan memperhatikan kesejahteraan Krama warga secara berkelanjutan,” tegas Tantowi.

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Sudiana, turut menegaskan bahwa tuduhan tentang konflik antara BTID dan Desa Adat Serangan adalah hoaks. “Saya sudah datang dan melihat langsung hubungan baik dan komunikatif antara BTID dan Desa Adat Serangan.”

BTID dan para tokoh masyarakat juga mengajak semua pihak, termasuk media agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. BTID selalu terbuka untuk berdiskusi dan memberikan informasi akurat mengenai pengembangan KEK Kura Kura Bali serta manfaatnya bagi masyarakat luas.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here