Talkshow Digital Currency, Cok Ace Tekankan Teknologi bukan Sebuah Ancaman Melainkan Tantangan

Teknologi akan semakin berkembang, dan kita tidak bisa menghindari hal itu, jika ingin bertahan maka kita juga harus terjun ke dunia digital

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menghadiri acara Capacity Building in ASEAN Issues,bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, pada Rabu (17/5).

DENPASAR, BERITADEWATA – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menghadiri acara Capacity Building in ASEAN Issues, dengan tema “Digital Currency: Peluang Bagi Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”, yang bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, pada Rabu (17/5).

Dalam closing remarks-nya, Wagub Cok Ace memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang tidak henti-hentinya memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat Bali terkait perkembangan digitalisasi di dunia ekonomi.

“Ekonomi bali memang 54% bertumpu dari sektor pariwisata, namun dengan perkembangan teknologi digitalisasi yang sangat berkembang pesat saat ini, mendapat respon yang berbeda-beda dari masyarakat. Banyak para pengusaha travel, guide dan sektor wisata lainnya memandang teknologi menjadi sebuah ancaman ataupun tekanan yang memberikan persaingan yg sangat signifikan,” ujarnya.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (tengah) saat menghadiri acara Capacity Building in ASEAN Issues,bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, pada Rabu (17/5).

“Namun, ke depan teknologi akan semakin berkembang, dan kita tidak bisa menghindari hal itu, jika ingin bertahan maka kita juga harus terjun ke dunia digital. Untuk itu, saya mengajak para pengusaha untuk tidak menjadikan hal itu sebagai tekanan melainkan sebuah tantangan yang didalamnya terdapat peluang yang positif untuk memajukan perekonomian Bali,” imbuhnya.

Sebelumnya, sambutan Wagub Cok Ace juga disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Bali Wayan Sarinah, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali melalui Visi dan Misi Pembangunan Bali, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, memiliki 6 sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali, antara lain : Sektor Pertanian dengan sistem pertanian organik, Sektor Kelautan dan Perikanan, Sektor Industri Manufaktur dan Industri Budaya Branding Bali, Sektor Industri Kecil Menengah (IKM) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital, dan Sektor Pariwisata, yang dipakai sebagai dasar dalam mewujudkan konsep Ekonomi Kerthi Bali, yang merupakan gagasan dari Bapak Gubernur Bali.

“Perekonomian Bali yang masih sepenuhnya mengandalkan sektor pariwisata, harus bisa berbenah dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya digitalisasi, cenderung sangat dinamis pertumbuhannya,” ujarnya.

Ia berharap digitalisasi hadir sebagai solusi atas permasalahan yang selama ini terjadi. Tujuannya agar dapat dijangkau masyarakat dengan mudah, oleh siapa saja dengan mengedepankan prinsip akuntabilitas, efisiensi, transparansi dan tentunya keamanan transaksi.

Transformasi digital telah menyentuh titik krusial pada ekosistem perekonomian dan telah menjadi kebutuhan masyarakat, terlebih lagi bahwa transformasi digital dapat meningkatan pendapatan lima kali lebih cepat dibandingkan penggunaan metode konvensional.

“Dengan adanya penerbitan mata uang digital oleh Bank Indonesia, kami berharap bisa menjadi salah satu solusi alternatif membantu para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkecimpung di ekonomi digital, terutama untuk meningkatkan literasi penggunaan internet, literasi keuangan digital, ataupun literasi teknologi blockchain yang memiliki banyak manfaat,” ungkapnya.

“Mengingat pentingnya transformasi digital di segala lini kehidupan saat ini, khususnya di jalur keuangan, maka diharapkan akan lebih mempermudah dan mempercepat proses transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai,” imbuhnya.

Ia menjelaskan kendalanya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum seluruhnya mengerti akan digitalisasi, serta ketersediaan sarana penunjang dari transformasi digital yang belum menjangkau daerah terpencil dan juga resiko yang harus dialami bagi pengguna yang kurang paham dalam menggunakan uang elektronik. “Untuk itu, mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas SDM Indonesia, khususnya Bali agar mampu mengimbangi dan bersaing di dunia internasional,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan bahwa acara ini merupakan rangkaian dari side event ASEAN 2023 yang juga mengundang Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia dan beberapa narasumber lainnya yang sangat kompeten dalam bidangnya.

” Bank Indonesia terus mendorong transformasi digitalisasi ekonomi di Bali tentunya sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Bali yaitu ekonomi kerthi Bali. Untuk itu, diharapkan acara tersebut dapat mendorong pemahaman masyarakat khususnya dalam digitalisasi ekonomi,” ujarnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Senior Bank Indonesia dan undangan terkait lainnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here