Tahun 2020, Warga Bali 100 Persen Terkover BPJS Kesehatan

Kepala BPJS Kantor Cabang Kota Denpasar, Dr. Parasamya Dewi Cipta, A A A K dalam Kumpul Bareng Rekan Media di Denpasar, Selasa (26/3/2019).

Denpasar – Kabar menggembirakan bagi seluruh penduduk di Bali bahwa di 2020, seluruh masyarakat sudah terkover oleh layanan BPJS Kesehatan. Saat ini jumlah peserta sudah mencapai 95 persen.

“Ini adalah program pemerintah pusat yang berkomitmen penuh untuk memberikan layanan kesehatan secara maksimal kepada penduduknya. Di Bali pun Pemerintah Provinsi Bali sudah menargetkan di 2020, seluruh penduduknya sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan,” papar Kepala BPJS Kantor Cabang Kota Denpasar, Dr. Parasamya Dewi Cipta, A A A K dalam Kumpul Bareng Rekan Media di Denpasar, Selasa (26/3/2019).

Dewi Cipta menambahkan, untuk mencapai sisa target, pihaknya melakukan sosialisasi program BPJS Kesehatan seperti mengenalkan aplikasi screening (untuk mengetahui riwayat kesehatan peserta), bayi yang baru lahir (maksimal 14 hari) sudah langsung menjadi peserta BPJS, auto debit (kerjasama dengan beberapa bank untuk melakukan pembayaran iuran BPJS) dan seterusnya.

“Semuanya harus dijelaskan secara rinci agar masyarakat paham betul apa yang harus dilakukan saat mereka menjadi peserta maupun yang akan masuk menjadi peserta termasuk program-program baru dari BPJS. Bayi baru lahir bisa langsung menjadi peserta BPJS. Ini kan belum banyak dipahami para ibu. Itu sebabnya kami terus menerus melakukan sosialisasi di antaranya untuk mencapai target 100 persen,” tutur Dewi Cipta didampingi Rendy Giberi Rontung, Kabid SDM, Umum dan Komunikasi Publik.

Dari data per 1 Januari 2019, jumlah penduduk Bali (data Disdukcapil Prov. Bali –red) 4.245.108 jiwa. Sementara yang sudah terkover (peserta) layanan BPJS Kesehatan per 1 Maret 2019 sebanyak 4.195.956 jiwa atau 98 persen.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mendorong kolaborasi provinsi dan kabupaten/kota dalam mengoptimalkan layanan kesehatan. Indra menyampaikan hal itu saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Tahun 2019 di Kuta, Senin (25/3/2019) lalu.

Saat ini katanya, kesehatan menjadi program prioritas mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Hal ini mengingat kesehatan merupakan program yang berkaitan erat dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Indra mengurai lima isu strategis kesehatan nasional yang membutuhkan akselerasi di daerah. Lima isu tersebut antara lain pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal, peningkatan cakupan imunisasi, percepatan penurunan stunting dan percepatan eliminasi tuberculosis.

Soal lima isu strategis kesehatan tersebut, Bali telah menempuh sejumlah langkah hingga menghasilkan sejumlah capaian yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2018, Bali dapat menekan angka kematian ibu pada kisaran 52,2/100 ribu kelahiran, sementara angka kematian neonatal dapat ditekan pada angka 3,1/1000 kelahiran hidup.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here