TAF dan DBS Foundation Luncurkan Program SHE CAN: Berdayakan 80.000 Perempuan Rentan di Kalimantan Barat

(Ki-ka) Branch Manager Bank DBS Indonesia Pontianak Denny, CEO Credit Union Keling Kumang Valentinus Narung, S.Sos, M.M., ⁠Country Representative TAF Hana Satriyo, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat Drs. Ignasius IK, SH., M.Si, Kepala Kantor OJK Provinsi Kalimantan Barat Rochma Hidayati, Program Manager Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita (PPSW) Borneo Reny Hidjazie, dan Project Officer Krealogi Hidayatul Kusnia pada acara peluncuran program SHE CAN "Akselerasi Inklusi Keuangan bagi Perempuan Rentan di Provinsi Kalimantan Barat" di Pontianak, Selasa (15/04/2025).

PONTIANAK, BERITA DEWATA – The Asia Foundation (TAF) bersama DBS Foundation resmi meluncurkan program SHE CAN untuk mempercepat inklusi keuangan bagi perempuan rentan di Kalimantan Barat. Program ini menargetkan pemberdayaan 80.000 perempuan melalui pelatihan, pendampingan, dan literasi keuangan terintegrasi selama periode 2024–2027.

Peluncuran berlangsung di Pontianak dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, di antaranya Country Representative TAF Hana Satriyo, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika, serta Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Dr. Amurwani. Program ini dibuka secara resmi oleh Asisten II Setda Kalimantan Barat, Drs. Ignasius IK, mewakili Gubernur Kalimantan Barat.

Program SHE CAN hadir sebagai respons atas ketimpangan gender yang masih tinggi di Kalbar—dengan indeks ketimpangan gender mencapai 0,52%—yang belum sejalan dengan capaian inklusi keuangan yang tergolong baik (84,16%). Realitas ini mengindikasikan masih terbatasnya akses perempuan terhadap layanan keuangan dan sumber daya ekonomi.

“Melalui SHE CAN, kami ingin perempuan dari kelompok rentan memiliki keterampilan dan kepercayaan diri untuk mengelola keuangan, membangun usaha, serta mengambil peran aktif dalam komunitas,” ujar Hana Satriyo dari The Asia Foundation.

Senada dengan itu, Mona Monika dari DBS Indonesia menyatakan bahwa DBS Foundation mengalokasikan lebih dari Rp100 miliar selama tiga tahun untuk mendukung program sosial yang inklusif di Indonesia.

“Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Ini sejalan dengan visi kami untuk menciptakan impact beyond banking,” katanya.

Deputi Kesetaraan Gender KemenPPPA, Dr. Amurwani, menekankan pentingnya inklusi keuangan sebagai jalan keluar dari kemiskinan dan ketergantungan ekonomi, terutama bagi perempuan di kelompok marjinal.

“Kami berharap perempuan makin mampu mengembangkan potensinya dan menjadi subjek pembangunan,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan Pemerintah Provinsi Kalbar, Ignasius IK, menyambut baik program ini karena selaras dengan visi pembangunan daerah yang menempatkan kesetaraan gender sebagai prioritas.
Temuan Awal dan Strategi Program

Studi awal yang dilakukan TAF di tujuh kabupaten/kota di Kalbar pada Januari–Maret 2025 menemukan berbagai tantangan yang dihadapi perempuan dalam mengakses layanan keuangan formal:

  • Rendahnya literasi keuangan dan minimnya kepemilikan identitas resmi.
  • Norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam pengambilan keputusan keuangan.
  • Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan membuat banyak perempuan menjalankan usaha informal tanpa perlindungan finansial.
  • Tingginya niat menabung, tetapi rendah dalam pencatatan keuangan rumah tangga.
  • Kuatnya keinginan perempuan untuk mandiri secara ekonomi sebagai jalan keluar dari ketergantungan.

Sebagai tindak lanjut, program SHE CAN akan:

  • Merekrut 400 fasilitator komunitas melalui pelatihan Training of Facilitators (ToF).
  • Menggelar ratusan sesi pelatihan dan pendampingan untuk menjangkau 80.000 perempuan rentan.
  • Menggandeng mitra lokal seperti PPSW Borneo, CU Keling Kumang, dan Krealogi.
  • Mengembangkan kurikulum pelatihan interaktif dan aplikatif, dengan metode tatap muka dan daring, disertai lembar latihan dan pendekatan partisipatif.
  • Membentuk Jaringan Fasilitator Literasi Keuangan Kalbar untuk keberlanjutan program.

Program ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga mendorong kesetaraan gender dan pembangunan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan di tingkat akar rumput.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here