BADUNG, BERITADEWATA – Hari Disabilitas Internasional yang diperingati pada tanggal 3 Desember dimulai pada tahun 1992 setelah PBB membuat Konvensi Hak Penyandang Disabilitas atau Convention on the Right of People with Disability (CRPD).
Tujuan utama CRDP adalah meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas dalam masyarakat, mengakhiri diskriminasi, dan menciptakan kesempatan yang sama untuk mereka.
Untuk itu, Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan Deaf Event Manager Inklusiv Warung Restaurant, Cristophorus Budidharma.
“Dalam rangka hari jadi yang pertama dan bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional, Inklusiv Warung Restaurant menyelenggarakan acara yang bertema “Deaf Can Do Anything Except Hearing”, ujar Budidharma.
Budidharma menjelaskan hal ini sejalan dengan komitmen Inklusiv Warung Restaurant sebagai social impact restaurant yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat umum mengenai pemberdayaan orang-orang Tuli dan membangun ruang aman bagi komunitas Tuli, khususnya di Bali. Karena dengan lingkungan yang mendukung, orang-orang Tuli dapat menjadi apapun yang mereka inginkan.
“Pada kesempatan Hari Disabilitas Internasional dan ulang tahun Inklusiv Warung Restaurant yang pertama, kami akan menggelar pemutaran film dokumenter berjudul “Senandung Senyap”. Berlatar di Jakarta, film dokumenter pendek “Senandung Senyap” menyusuri kisah Hasna Mufidah atau yang akrab dipanggil Mufi, seorang perempuan Tuli, dalam perjalanannya membentuk karir di bidang musik. Selain itu, kami juga akan menampilkan pagelaran tari Tuli dari komunitas Larajiva, komunitas tari di Bali yang beranggotakan orang-orang Tuli,” jelasnya.
“Dalam kesempatan ini pula, kami akan mengundang orang tua dari karyawan Inklusiv Warung Restaurant dan para penari Tuli. Sesuai dengan tema yang diusung, kami juga akan merayakan pertumbuhan dan dampak positif yang telah dibuat orang-orang Tuli di Inklusiv Warung Restaurant bersama orang tua mereka,” tutup Cristophorus Budidharma.
