DENPASAR, BeritaDewata – Penanganan limbah dan sampah Rumah sakit jadi sorotan, sampai saat ini, di Provinsi Bali belum ada pengolahan limbah sampah medis. Padahal ada sekitar 40 rumah sakit di Bali yang setiap harinya menghasilkan banyak limbah sampah medis.
“Khusus di RSUP Sanglah sendiri menghasilkan limbah sampah medis 800 kilo gram sampai 1 ton perhari,” Ungkap Nining Setyawati, Direktur Umum RSUP Sanglah, ditemui diruang kerja, Rabu, 14 Agustus 2019.
Dijelaskan, limbah sampah medis terbagi dalam sampah infeksius dan uninfeksius “Khusus di RSUP Sanglah, Kedua duanya itu, di kelola oleh pihak kedua yang langsung di bawa ke Jawa atau keluar Bali,” ujarnya.
Pengelolaan limbah sampah medis dilimpahkan ke pihak kedua menghabiskan dana oprasional tidak sedikit, “RSUP Sanglah sendiri menghabiskan antara 5 sampai 7 milyar dalam satu tahunnya, ya satu bulan kurang lebih Rp. 500 sampai Rp 600 juta,” terangnya.
Penanganan limbah sampah medis RSUP Sanglah dilakukan setiap hari, “itu perbedaanya, saya tanya di rumah sakit lainnya di jawa sana tidak setiap hari. Ada yg seminggu 2 kali, seminggu 3 kali tapi kalo disini setiap hari,” imbuhnya.
Ia juga menilai, seandainya limbah sampah medis bisa dikelola di Bali tentunya akan berdampak pada murahnya pembiayaan, “karena sampah medis di bawa keluar, biaya transportasinya jadi mahal,” imbuhnya.
Untuk teknis pengambilan limbah sampah RSUP Sanglah, semua sampah di tampung di tempat Penampungan sampah sementara, selanjutnya pihak kedua yang mengambil dari TPS. “Kerjasama dengan pihak kedua ini, sudah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun,” terangnya.
Sampai saat ini ada pembagian sampah diantaranya, sampah medis, sampah plastik dan sampah domestik seperti daun, sisa-sisa makanan, “Semuanya di kerjasamakan ke pihak kedua. Khusus sampah plastik kami sudah pisahkan dari sampah medis, yang nantinya bisa di daur ulang,” imbuhnya.
Ia menegaskan, sampah plastik yang akan di daur ulang, adalah sampah plastik yang non infeksius artinya yang tidak terkena cairan tubuh pasien. “Jadi kalo sampah yang kena darah, kena ingus, kena cairan tubuh itu tetap kita hancurkan. Dan di kasihkan ke pihak kedua untuk di musnahkan,” tegasnya.
“Kalau botol infus sepanjang itu tidak terkena darah, darah pasien itu bisa di daur ulang. Tapi dari selangnya sampai jarumnya itulah yg di bawa kesana, karna itu mengenai cairan tubuh pasien. Kena darah misalnya, selangnya itu kena darah tidak boleh kita kelola.” Tutupnya.