Nusa Dua – Data mengejutkan disampaikan oleh Ketua Gabungan Industrik Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana dalam Diskusi Media Bertajuk “Memanfaatkan IMF-WB Annual Meetings 2018 untuk Mendorong Perekonomian Nasional” yang digelar di Nusa Dua Bali, Kamis (24/8). Menurutnya, GIPI Bali mengusulkan agar saat Pertemuan IMF nanti, jangan sampai ada banyak kendaraan berseliweran di area Nusa Dua Bali terutama di kawasan digelarnya pertemuan.
“Ada 300 hotel berbintang tersebar di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya. Sebut saja, bila satu hotel mempunyai karyawan 300 orang minimal, maka dalam sehari akan ada 9 ribu kendaraan hilir mudik di Nusa Dua. Jumlah ini jika ditambah dengan 15 ribu peserta Pertemuan IMF maka akan terjadi penumpukan kendaraan di Nusa Dua. Makanya, para karyawan diminta menggunakan suttle bus yang tersedia, dan pihak hotel bisa menjemput di beberapa titik yang sudah ditentukan,” ujarnya di Nusa Dua, Kamis (24/8).
Untuk kamar hotel, pihaknya menjamin sangat cukup untuk event besar di Pertemuan IMF. Bahkan, saat ini sudah terjadi pemesanan hotel untuk pertemuan IMF. “Para peserta dari berbagai negara sudah memesan secara langsung ke masing-masing hotel. Mereka tidak lagi memesannyaa melalui agen. Dan saat ini ada 13 ribu kamar di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya sudah terisi, dengan lama tinggal yang berbeda-beda,” ujarnya.
Jumlah ini terus bertambah dan bahkan melebar sampai di Kuta, Legian, Seminyak, Sanur, Ubud dan beberapa lainnya di Denpasar. Bahkan beberapa hotel terpaksa membatalkan pesanan dari tamu lainnya yang bukan peserta IMF.
Setelah dihitung, total transaksi hotel saja sudah mencapai 90 juta dolar amerika atau sekitar Rp 1,170 triliun. Jumlah ini diketahui dari total kamar di hotel bintang 4 sampai 5. Untuk kawasan Nusa Dua dan sekitarnya ada lebih dari 13 ribu kamar. Sementara untuk hotel berbintang yang ada di di Kuta, Legian, Seminyan, Sanur, Ubud, total 4300 kamar lebih.
“Kami melakukan koordinasi dengan hotel. Rata-rata harganya 600 dolar amerika sampai 750 dolar amerika, atau sekitar Rp 60 juta perhari perkamar. Rate harga hotel memang demikian adanya di saat high seasson selama Oktber, ditambah event pertemuan IMF. Jadi ini kesempatan hotel di Bali untuk pasang harga,” ujarnya. Jadi total untuk hotel saja mencapai 90 juta dolar amerika atau sekitar Rp 1,170 triliun.
Sayangnya, jumlah ini tidak mendarat langsung ke rakyat kecil dan hanya diterima oleh pihak hotel berbintang di Bali. Namun estimasi transaksi ini belum selesai. Masih ada pos transaksi lain seperti transportasi, restoran, kunjungan wisata, sovenir, oleh-oleh khas Bali, restoran atau kuliner Bali yang akan dibelanjakan oleh para delegasi selama 10 hari berada di Bali.
Estimasi transaksi ini akan lebih besar dan lebih menyebar ke rakyat kecil. Diperkirakan jumlahnya juga bisa mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Jadi tota estimasi perputaran uang di Bali selama Pertemuan IMF bisa mencapai Rp 3 triliun.