BULELENG – Komunitas Rembug Buleleng, LSM FP2D, Mahasiswa/ KKN Unud serta siswa SDN 2 Poh Bergong menggelar kegiatan aksi bersih-bersih disepanjang pesisir pantai wilayah Kota Singaraja, pada Minggu (19/8).
Kegiatan yang digagas oleh Trash Hero Buleleng yang juga melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng. Aksi ini dilakukan sebagai upaya membantu pemerintah Buleleng dalam menangani persoalan sampah.
Aksi bersih-bersih yang diinisiatori oleh I Made Astrawan dimulai sejak pagi pukul 08.00 wita, menyasar pesisir pantai kawasan eks Pelabuhan Buleleng hingga kawasan Kelurahan Kaliuntu.
Hampir di setiap titik dilintasi ditemukan sampah. Sampah-sampah itu dipungut relawan untuk dimasukan ke dalam karung yang sudah dibawa. Setidaknya ada sebanyak 20 karung sampah berhasil dikumpulkan oleh puluhan relawan peduli lingkungan.
Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi yang hadir dalam kegiatan itu mengaku, sangat mendukung peranan masyarakat yang tergabung dalam kegiatan trash Hero di Buleleng ikut serta dalam rangka memecahkan permasalahan sampah di Buleleng. “Ini juga merupakan program prioritas Pemkab Buleleng agar Buleleng bebas sampah plastik,” kata Ariadi Pribadi.
Yang menjadi sorotan dalam aksi ini yakni kebersihan di sungai Mumbul yang mengalir di kawasan Kampung Anyar dan Kampung Bugis. Pasalnya, sampah menumpuk di sungai tersebut tepatnya dibawah jembatan, perbatasan antara 2 wilayah tersebut. Sehingga, menyumbat aliran air sungai yang langsung menuju ke laut. Tak jarang, bau tak sedap keluar dari sungai yang terbilang kumuh itu.
Kondisi ini mendapat perhatian dari puluhan relawan peduli lingkungan dan DLH Buleleng yang sedang turun, untuk menangani persoalan sampah rumah tangga yang menumpuk di sungai tersebut. Sampah itu dibuang warga setempat ke sungai, karena minimnya sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah di wilayah tersebut.
“Sampah banyak dibawah jembatan. Upaya kami akan dikoordinasikan dulu dengan pemerintah kelurahan, agar diagendakan gotong royong bersama melibatkan warga. Kami dari DLH akan fasilitasi angkutan sampah. Ini harus secara bersama-sama. Saya juga akan kaji dulu, apa permasalaahannya setelah itu baru cari solusi bersama,” jelas Ariadi Pribadi.
Sementara Koordinator Relawan Peduli Lingkungan, Made Astrawan mengaku, prihatin dengan banyaknya ditemukan sampah disepanjang areal kegiatan bersih-bersih mereka, termasuk di areal sungai Mumbul. Kondisi ini kata dia, bisa membuat citra pariwisata Buleleng negatif dihadapan wisatawan. Untuk itu kata Astrawan, ia bersama relawan lainnya bergerak dengan konsep gerakan sosial ke masyarakat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.
“Masalah terbesar yang mengancam dunia pariwisata salah satunya, adalah kebersihan lingkungan terutama keberadaan sampah plastik dan lainnya. Sehingga kami fokus membersihkan sampah-sampah plastik,” ungkap Astrawan yang juga praktisi pariwisata dan pemerhati lingkungan ini.
Kedepan kegiatan ini akan dilakukan secara berkesinambungan, bukan saja di pesisir pantai wilayah Kota Singaraja khususnya areal eks Pelabuhan Buleleng, melainkan di beberapa tempat wilayah Kabupaten Buleleng. “Untuk membuat citra pariwisata Buleleng bagus, ya kita harus peduli lingkungan dengan membersihkan sampah-sampah terutama sampah plastik dikawasan objek wisata,” pungkas Astarawan.
Sementara keua Rembug Buleleng jro Nyoman Suparna saat dikonfirmasi disela-sela itu mengatakan, masalah sampah di Buleleng pada umumnya tidak terlepas dari peran masyarakat dan pemerintah Buleleng untuk menanggulangi sampah-sapah yang nantinya akan mengotori pantai Buleleng” Pemerintah Buleleng melalui dinas Lingkungan Hidup padahal sudah menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembuangan sampah dimana-mana dan sudah melakukan perang terhadap sampah plastik, tetapi masyarakat sendiri mengotorinya. Nah kita berharap masyarakatlah yang sadar akan bahaya lingkunagan, karena sampah plastik itu bisa sampai berumur 50 tahun” ujar Suparna.
Kendati larangan untuk tidak buang sampah telah dipasang dimana-mana oleh pemerintah Buleleng, namun ada saja masyarakat yang nakal mengotori daerahnya sendiri bahkan pantauan BeritaDewata.com mendapatkan para oknum pedagang nakal tetap seakan ingin membuat kotor Buleleng.
Suparna menegaskan agar pemerintah kembali aktif untuk melakukan sosialisasi dimasing masing desa, bahkan jika perlu sangsi ataupun denda diberikan kepada para oknum tersebut “Peran pemerintah terhadap perangi sampah agar lebih banyak melakukan sosialisasi ketingkat desa, bila perlu kenakan sangsi ataupun denda bagi masyarakat tersebut,” tegasnya.