DENPASAR, BeritaDewata – Gerakan Nasional Cinta Tanah Air (Genta) NKRI merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-74 di Kuta Bali. Koordinator acara dari Ketua Genta NKRI Pendeta Jonathan Soeharto mengatakan, Bali dan Kuta yang sudah menjadi ikon dunia sengaja dipilih untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-74.
Sebab, dari Kuta Bali, Genta bersama seluruh elemen masyarakat dan LPM Kuta ingin mewartakan kepada dunia bahwa inilah Indonesia. “Di Kuta Bali ini, kami ingin mengatakan kepada dunia bahwa inilah Indonesia yang sangat beragam, sangat kaya budaya dan suku, kaya bahasa dan etnis tetapi bersatu menjadi NKRI. Disini para wisatawan akan tahu bahwa inilah Indonesia yang beragam dan bersatu,” ujarnya Sabtu (17/8).
Acara di Kuta Bali dihadiri langsung oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, berbagai elemen masyarakat Bali, anggota Forum Bela Negara, PEKAT, LPM Kuta, perwakilan dari berbagai agama di Indonesia, tokoh masyarakat Kuta, para veteran perang, organisasi sosial lainnya hingga anggota pasukan kebersihan di Kuta dan sekitarnya. Tampak hadirin mengenakan berbagai busana adat dari seluruh nusantara sebagai simbol kebhinekaan Indonesia. Acara tersebut diberi tajuk.
“Bakti Merah Putih Peduli Kasih” yang dihadiri ribuan warga, anak sekolah, pegiatan LSM hingga para veteran. “Semua elemen kami hadirnya. Mulai dari TNI, Polri, semua umat beragama, tokoh agama baik Kristen, Muslim, Hndu, Budha dan Konghucu. Kami ingin semua elemen masyrakat untuk menyatukan hati sebagai umat beragama, bersatu dalam doa dan hati untuk bagaimana bersatu dalam doa, bersatu dalam kegiatan,” ucapnya.
Pihaknya mengajak masyarakat bersama-sama bergandengan tangan, bersatu dalam doa, membawa persatuan, kebersamaan dan peduli sesama anak bangsa. “Jadi, ada momen-,momen tertentu setiap tahun, kita menyatakan bersatu, apalagi Bali simbol kerukunan, bukan hanya di Indonesia, namun seluruh dunia, mengetahui Bali. Dari Bali inilah kerukunan umat beragama luar biasa berjalan baik sehingga patut dicontoh negara lain. Melalui kegiatan ini kami ingin memberikan suara, menyuarakan bahwa Bhineka Tunggal Ika ada dan hidup dengan baik di Bali, dan Indonesia,” tegasnya.
Bali menjadi contoh, bagaimana masyarakatnya menghindari perbedaan. Jangan gara-gara agama kemudian saling berkelahi. Apalagi, negara ini dibangun karena ada toleransi karena siapapun harus memperkuat kesatuan dan rasa persaudaraan, jangan sampai dipecah belah. “Hari ini, tidak disangka, apresiasi surprise, kami ajukan acara ke Panglima (Pangdam IX/Udayana) dan beliau hadir, kemudian, kegiatan bersamaan dengan LPM Kuta, bersinergi menggelar bakti atau aksi sosial dan kepedulian lainnya,” ucapnya. Kolaborasi dilakukan antara semua elemen masyarakat itulah wujud kebersamaan, kesatuan sebagai bentuk bakti kepada negeri dan itulah yang hendak ditunjkkan kepada dunia.
Apalagi, banyak wisatawan asing berlibur ke Pulau Bali, demikian juga antar umat beragama bisa hidup berdampingan, tidak ada masalah.
Karena itulah, dimunculkan juga acara gema nusantara di mana peserta berpakaian adat, menunjukkan bahwa pakaian adat tidak lagi milik kelompok suku atau daerah namun telah menjadi milik masyarakat, nasional. “Kami ingin menunjukkan bahwa Bali sanggup memberikan rasa damai kepada masyarakat Indonesia dan dunia,” ujar Jonathan. Genta NKRI merupakan wadah berhimpunnya berbagai organisasi kemasyarakatan seperti Forum Bela Negara, Gannas Bali, Laskar Manguni Indonesia