DENPASAR, BeritaDewata – Ratusan mahasiswa dan pemuda asal Kabupaten Nagekeo-NTT yang tinggal di Bali bertemu di Gedung PWI Bali, Sabtu (14/9). Ratusan mahasiswa dan pemuda asal Nagekeo tersebut tergabung dalam sebuah wadah bernama Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nagekeo (IKMAPENA) Bali.
Kepengurusan IKMAPENA terpilih yakni Ketua dijabat Emilianus Eto Tonga, Wakil Ketua terpilih Allanuario Susanto Ria. Kepengurusan didukung penuh oleh beberapa seksi sesuai kebutuhan IKMAPENA Bali.
Pengukuhan diawali dengan perayaan ekaristi meriah oleh dua imam sekaligus yakni Romo Vinsensius Delo Betu, O,Carm dan Romo Dominikus Dinong, O.Carm. Pengukuhan secara simbolis dilakukan oleh Ketua Ikatan Keluarga Nagekeo (IKANA) Bali Agus G. Indra dengan pengenaan selendang bermotifkan Nagekeo.
Turut hadir dalam upacara tersebut, para ketua sub unit IKANA Bali, para sesepuh IKANA Bali, organisasi kemahasiswaan dari beberapa paguyuban dari beberapa kabupaten di NTT, PMKRI Cabang Denpasar dan undangan lainnya.
Dalam arahanya, Romo Vinsen Delo O.Carm mengataakan. IKMAPENA Bali perlu belajar tentang bagaimana cara menjadi manusia yang tangguh dalam menghadapi era globalisasi. Dan ia juga menyampaikan, masa depan itu sangat ditentukan saat ini, ketika orang belajar banyak tentang berbagai hal.
“Masa depan anda sangat ditentukan oleh apa yang anda lakukan saat ini,” ujarnya. Ia meminta agar anggota IKMAPENA Bali belajar banyak hal selama berada di Bali. Wadah IKMAPENA harus mampu membentuk pribadi-pribadi yang tangguh dalam menyosong masa depan Nagekeo.
“Saya ingatkan, kuliah itu lebih penting, bekerja itu lebih penting. Dan IKMPAPENA harus menopang dan mendukung kuliah dan bekerja. Yang kuliah, harus serius belajar. Yang bekerja harus sungguh-sungguh bekerja. Jangan sebaliknya, IKMAPENA bikin belajar nomor dua, bikin kuliah diabaikan,” ujarnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Provoditus Layanto Dare Sina dalam laporannya mengatakan, sejak pemilihan kepengurusan, persiapan pengukuhan hingga acara puncak berjalan sangat lancar dan aman.
“Kami akui masih banyak kekurangan. Namun setidaknya ada ruang untuk memperbaiki diri di masa yang akan datang. Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih untuk semua pihak yang telah dengan caranya sendiri mendukung acara ini,” ujarnya.
Di akhir sambutannya Yanto berpesan agar semua anggota IKMAPENA hendaknya menjadikan wadah sebagai media pembelajaran, baik untuk pengembangan diri sendiri maupun untuk organisasi. Ia juga menyampaikan harapan untuk kepengurusan yang baru.
”Jangan pernah menjadi pemimpin yang merasa pandai, tapi jadilah pemimpin pandai merasa. Merasa kurang agar terus belajar memperbaiki diri. Belajar kepada senior dan sesepuh untuk mendengarkan aspirasi-aspirasi agar organisasi ini tumbuh menjadi lebih besar dan lebih baik lagi,” ujarnya.
Ketua IKMAPENA Emilianus Eto Tonga mengatakan, organisasi IKMAPENA merupakan ruang belajar bersama. Artinya, belajar secara akademis maupun belajar organisasi sosial masyarakat. Adapun visi misinya selama satu tahun kedepan yakni menjadikan organisasi IKMAPENA sebagai wadah untuk menjalin keakraban, menyalurkan kreativitas dan menunjukan seni budaya bagi seluruh anggota.
Sementara untuk mencapai hal tersebut yakni terus melakukan konsolidasi di tingkatan anggota, menumbuhkan dan mengembangkan rasa bangga seni budaya dari Nagekeo pada masyarakat luas, serta menyediakan ruang dan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan kreativitas lainnya.
“Mari kita belajar bersama, saling mendukung, saling membantu dan tetap dalam ikatan satu hati untuk Nagekeo Bai,” ujarnya.
Ketua Ikatan Keluarga Nagekeo Bali Agustinus G. Indra meminta agar mahasiswa dan pemuda Bali tetap kompak. Ia berharap spirit “Satu Hati“ tidak sekedar menjadi tagline tapi harus bisa diimplementasikan dengan berbagai kegiatan yang menyalurkan bakat dan minat baik secara individual maupun anggota.
“Yang perluh kita ingatkan adalah kuliah atau organisasi itu penting. Masa depan Nagekeo maupun bangsa Indonesia ada tangan pemuda atau generasi mileneal. Sekarang saatnya kita belajar dan bersaing secara postif. Kuliah dan organisasi adalah kesibukan yang mustahil dipisahkan dari kehidupan mahasiswa. Keduanya adalah wadah yang tetap untuk mengasah skill atau keahlian yang sesuai minat bakatnya. Ada banyak organisasi kemahasiswaan di kampus yang bisa diikuti, mulai dari jurnalistik, forum diskusi, seni budaya, dan masih banyak yang lainnya,” ujarnya.
Pada umumnya, setiap mahasiswa mengikuti paling tidak satu organisasi yang mereka suka. Tentunya hal yang dilakukan harus dengan mempertimbangkan pembagian waktu untuk belajar, kuliah, dan berorganisasi. Maklumi saja berorganisasi memang terkadang cukup menguras waktu, terutama menggelarkan event tertentu.
Namun, ada banyak mahasiswa yang sama sekali tidak berorganisasi karena mereka menganggap bahwa kegiatan tersebut tidak terlalu penting dan mengganggu konsentrasi kuiah. Sebaliknya, ada yang lebih sering menghabiskan waktu untuk nongkrong di forum-forum diskusi dari pada mendengar kuliah dari dosen. Idealnya, keduanya harus tetap terjaga secara seimbang dan bermanfaat.