Denpasar – Satu dari jutaan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional–Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) kembali merasakan manfaat dari program ini. Ia adalah Ida Ayu Ratih, ibu rumah tangga yang sudah menjadi peserta JKN-KIS segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 2 sejak satu setengah tahun lalu.
Ratih adalah ibu dari Ida Ayu Made Widyaswari, yang biasa dipanggil Widi, seorang bayi kelahiran Denpasar, 5 Januari 2018 yang didiagnosa mengidap penyakit hirschsprung sejak usia dua minggu. Penyakit hirschsprung adalah kelainan yang terjadi pada usus besar (kolon). Gejala awal yang yang muncul pada Widi adalah perut bengkak, muntah-muntah dan susah buang air besar.
“Di usia yang masih sangat muda, jujur hati saya sedih melihat kondisi anak saya. Pada saat itu, saya sekeluarga hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan anak saya. Saya berharap ada keajaiban,” kenang Ratih.
Atas kondisi yang dialaminya, Widi harus melakukan operasi pertamanya pada saat Widi berusia 3 bulan. Setelah dilakukan operasi, Widi tidak bisa buang air besar melalui anus melainkan melalui pembuatan saluran yang keluar dari area abdomen atau perut yang disebut stoma dengan menggunakan kantung sampai keadaan benar-benar pulih. Setelah operasi pertama, Widi kembali diharuskan melakukan beberapa operasi hingga operasi ke empat di usianya yang ke-10 bulan.
“Semoga ini memang operasi terakhir bagi anak saya dan anak saya bisa segera sehat dan normal kembali,” ucap Ratih yang saat itu sedang menemani anaknya bersama sang suami.
Merasa tertolong akan manfaat dari Program JKN-KIS yang telah menyelamatkan nyawa anaknya, Ratih pun tak henti mengungkapkan rasa syukur kepada pemerintah dan seluruh peserta JKN-KIS yang telah bergotong royong membantu biaya pengobatan Widi melalui iuran yang dibayarkan para peserta secara rutin setiap bulannya.
“Berkat program ini akhirnya anak saya bisa mendapatkan pengobatan hingga tuntas. Tidak ada biaya sepeser pun yang harus saya keluarkan. Semuanya berkat JKN-KIS. Tidak bisa saya bayangkan berapa puluh juta uang yang harus saya keluarkan untuk pengobatan Widi kalau saya tidak menjadi peserta JKN-KIS. Semoga kesadaran masyarakat Indonesia akan Program JKN-KIS semakin meningkat, sehingga program ini bisa terus memberikan manfaat kepada masyarakat lain yang membutuhkan,” tutur Ratih bersungguh-sungguh.