Badung – Dilaksanakan di Hotel Swissbell Bali pada 27-29 September 2017. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) tahap akhir kegiatan pengawalan dan pendampingan mahasiswa, alumni dan pemuda tani APBN-P tahun 2017.
Adapun tujuan dari acara tersebut diantaranya, pertama, Mengevaluasi pergerakan tahap persiapan pengawalan dan pendampingan di masing-masing wilayah koordinasi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP). Kedua, Mengidentifikasidan melakukan pemecahan permasalahan di wilayah koordinasi STPP. dan yang ketiga, Merekomendasi kesamaan pelaksaaan pengawalan/pendampingan.
Kegiatan pengawalan dan pendampingan terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran. Tahap persiapan merupakan tahap yang menentukan dalam pelaksanaan Pengawalan dan pendampingan. Ketidaksiapan pada tahap ini diprediksi pelaksanaan pengawalan dan pendampingan akan mengalami banyak permasalahan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Rakor persiapan akhir pada tahap persiapan perlu untuk dilaksanakan.
Sekretaris BPPSDMP, Surachman Suwardi mengatakan bahwa ada tiga fungsi yang berbeda yaitu fungsi fasilitasi program, fungsi penunjang dan fungsi penghasil inovasi tetapi harus berjalan sinergis. “Rakor ini diharapkan ada sinergisme antara ketiga fungsi tersebut dalam rangka mencapai target-target produksi komoditas strategis dan BPPSDMP akan mengurus bagaimana penguatan kapasitas kelompoknya dan penyuluhnya sehingga bagaimana fasilitasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan targernya,” kata Surachman.
Menurutnya, Peran BPPSDMP adalah sebagai unsur penunjang program Direktorat Teknis dalam program peningkatkan komoditas pertanian strategis tersebut. Sesuai dengan rapat koordinasi tingkat pusat, BPPSDMP mendapatkan tugas melaksanakan pengawalan dan pendampingan komoditas pertanian strategis APBN-P 2017. Sehubungan dengan hal itu, maka perlu diambil langkah-langah strategis dalam melaksanakan tugas. “Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan dosen, mahasiswa STPP, alumni dan atau mahasiswa tingkat akhir Perguruan Tinggi mitra kementerian pertanian, dan pemuda tani dalam kegiatan pengawalan dan pendampingan.” imbuhnya.
Kepala Pusdiktan, Gunawan Yulianto mengatakan bahwa Rakor ini melibatkan 40 Perguruan Tinggi Mitra dari seluruh Indonesia karena pendampingan ini bukan hanya mendampingi tanaman tetapi dalam rangka menyiapkan generasi petani melalui pendidikan. “Generasi muda yang nanti akan meneruskan pembangunan pertanian maka dari itu kami libatkan dalam program swasembada khususnya komoditas padi, jagung dan kedelai untuk saat ini menggunakan dana APBN-P dan ini adalah tujuan jangka panjang untuk menumbuhkankm kecintaannya kepada sektor pertanian” ujar Gunawan.
Dijelaskan, APBN-P 2017 menekankan peningkatan komoditas pertanian strategis meliputi komoditas tanaman pangan khususnya kedelai, komoditas hortikultura khususnya bawang putih, bawang merah, aneka cabe, mangga, jeruk, komoditas perkebunan, dan komoditas peternakan (akseptor ternak sapi Potong).
Rakor persiapan akhir pengawalan dan pendampingan diharapkan dapat menghasilkan yang pertama, Informasi dari masing-masing wilayah koordinasi STPP meliputi dukungan pemerintah daerah dan dinas teknis pertanian terkait (pertanian, hortikultura, perkebunan, dan peternakan), kondisi dukungan anggaran, hasil kegiatan persiapan yang telah dilaksanakan, dan pemetaan pelaksana pengawalan dan pendampingan (dosen, mahasiswa, alumni, dan pemuda tani) dilokasi pengawalan dan pendampingan (by name, by address, and by commodity). Kedua, Teridentifikasi dan terpecahkan setiap masalah di wilayah koordinasi STPP. dan yang ketiga, Terekomendasi kesamaan pelaksanaan pengawalan/pendampingan.