Pusat Pembelajaran dan Konservasi Sudah Siap untuk Dimanfaatkan Oleh Siswa-Siswi

Pusat Pembelajaran dan Konservasi Sudah Siap untuk Dimanfaatkan Oleh Siswa-Siswi di Payangan

Denpasar – Pusat Pembelajaran dan Konservasi Yayasan Begawan yang baru dibangun secara resmi telah dibuka oleh Pendiri Yayasan Bradley dan Debora Gardner bersama perwakilan dari Kantor Camat Payangan I Made Alon, di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Payangan, Kamis 22 November 2018.

Selain berfokus kepada Proyek Konservasi Jalak Bali di Pusat Penangkaran dan Pelepasliaran di Banjar Begawan, Yayasan secara aktif telah bekerja sama dengan Kepala Desa dan masyarakat setempat di Desa Melinggih Kelod untuk mencapai keberhasilan dalam upaya konservasi.

Program konservasi berbasis masyarakat telah dimulai di Desa tahun lalu, dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menangkarkan burung Jalak Bali untuk dilepasliarkan. Masyarakat juga yang bertanggung jawab untuk keamanan burung di alam liar, seperti yang terlihat dari pembuatan awig-awig (hukum adat) yang melarang penangkapan, pemburuan, atau penembakan burung Jalak Bali.

Keterlibatan masyarakat setempat akan memberikan manfaat bagi konservasi dan juga pembangunan masyarakat, karena konservasi membutuhkan dukungan, kesadaran dan partisipasi dari masyarakat. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa masyarakat sendiri lah yang bangga akan lingkungan sekitarnya dan merasa bahwa mereka mempunyai peran penting dalam menjaga keselamatan burung asli Bali di alam liar

Sementara, partisipasi dari masyarakat siswa-siswi setempat juga sama pentingnya dengan hubungan dengan masyarakat dewasa. Program penangkaran dan pelepasliaran Yayasan didampingi oleh beberapa program edukasi yang dijalankan di Payangan. Kurikulum yang dibuat berdasarkan konservasi dan perlindungan lingkungan hidup.

Bradley Gardner, Perwakilan Camat Payangan, dan Debbie Gardner

Program-program edukasi meliputi program 10-minggu di sekolah-sekolah di Payangan, dan juga program kegiatan setelah sekolah di “Klub Lingkungan”, klub untuk anak-anak yang dibangun Yayasan. Dengan motto “Learning By Doing” (Belajar dengan melakukan), Yayasan mendorong murid-murid untuk menyuarakan ide dan opini mereka dan juga mengambil peran aktif untuk menyelesaikan isu-isu lingkungan di sekeliling mereka, seperti mengurangi sampah.

Klub Lingkungan mempunyai perpustakaan eco dan memberikan presentasi rutin mengenai satwa, sains, lingkungan hidup dan juga kelas bahasa Inggris, membaca, serta Matematika, pelajaran-pelajaran yang menurut orang tua di Melinggih Kelod dianggap susah oleh anak-anak mereka. Klub Lingkungan menghasilkan sekelompok murid-murid yang disebut “Pejuang Lingkungan” dan mereka sangat semangat untuk menjaga burung Jalak Bali dan lingkungan di sekitar mereka.

“Karena tinggi nya minat anak-anak di sekitar Melinggih Kelod dan Melinggih, Yayasan memutuskan untuk membangun Pusat Pembelajaran dan Konservasi yang baru, sebagai sambungan dari Klub Lingkungan”, kata staff edukasi Yayasan Begawan Ni Made Muliani. Pembukaan Pusat Pembelajaran bertepatan dengan Pentas Kreativitas untuk guru-guru dan orang tua. Para Pejuang Lingkungan di Payangan ingin menunjukkan ketrampilan-ketrampilan yang mereka dapatkan dari Klub Lingkungan melalui berbagai macam pertunjukkan.

Acara dibuka oleh tari Puspanjali, tarian tradisional Bali, yang dilanjutkan oleh pertunjukkan tarian dan nyanyian “Selamat Datang” untuk menyambut para tamu. Setelah itu, Pejuang Lingkungan Dewa Ayu Gayatri membaca pidato mengenai Pusat Pembelajaran dalam bahasa Inggris, Indonesia dan Bali. Acara dilanjutkan dengan melakukan pementasan drama yang berjudul “Raja Singa”, yang memberikan pesan bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, harus berani dan bertanggung jawab.

Tari Bali untuk Orang Tua dan Guru

Selanjutnya, pementasan drama kedua berjudul “Penyu dan Lumba-Lumba”. Drama ini diadaptasi dari salah satu buku anak-anak di perpustakaan kami dan memberikan pesan bahwa sampah yang dibuang di pantai merugikan satwa liar. Acara ditutup oleh demonstrasi karate yang dilakukan oleh guru lokal Pak Wayan beserta anak-anak, karena karate merupakan salah satu kegiatan yang ditawarkan di Pusat Pembelajaran.

Acara pembukaan dihadiri oleh orang tua dari para Pejuang Lingkungan dan juga kepala sekolah-kepala sekolah dari Melinggih Kelod dan Melinggih. Mereka sangat bangga atas pementasan yang dilakukan oleh anak-anak. Tamu-tamu disuguhi buah-buahan, kue, lumpia, teh dan bola Milo, dengan konsep “Tanpa-Sampah” (Zero Waste). Makanan-makan tersebut dibuat oleh para murid sendiri, untuk memperlihatkan ketrampilan memasak yang mereka telah dapatkan dari kelas memasak di Pusat Pembelajaran.

Pusat Pembelajaran dan Konservasi menyediakan ruangan yang nyaman dan luas untuk kegiatan seperti kerajinan tangan dan kesenian. Pusat Pembelajaran juga mempunyai dapur, sehingga para murid bisa belajar memasak dan juga menerapkan ketrampilan Matematika serta membaca dalam memasak (mengukur, menimbang dan mengikuti resep).

Pusat Pembelajaran juga ditempatkan secara strategis di sebelah kebun permakultur, tempat dimana para murid bisa mempelajari prinsip-prinsip dasar berkebun. Diharapkan juga bahwa anggota masyarakat bisa terlibat dalam menjalankan Pusat Pembelajaran, seiring dengan perencanaan kegiatan yang lebih beragam. Hubungi Yayasan jika anda tertarik untuk terlibat dan atau ingin memberikan barang-barang donasi untuk kegiatan edukasi.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here