Puluhan Para Normal Berkumpul di Bali

Puluhan Para Normal Berkumpul di Bali

Denpasar – Puluhan para normal yang tergabung dalam Forum Keluarga Paranormal dan Pengobatan Alternatif Indonesia (FKPPAI) berkumpul di Kota Denpasar selama satu pekan mulai tanggal 22 Agustus hingga 27 Agustus.

Puluhan para normal dari berbagai daerah di Indonesia itu diundang oleh FKPPAI DPD Bali dalam rangka bakti sosial dan perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-73 dan HUT FKPPAI Bali yang kedua, yang jatuh pada tanggal 27 Agustus 2018.

Ketua DPD FKPPAI Bali Jero Gede Budiasa menjelaskan, selama kurang lebih satu pekan tersebut, puluhan para normal yang akan melakukan bakti sosial, penyembuhan gratis bagi masyarakat, pertunjukan budaya, atraksi seni dan sebagainya. Untuk atraksi akan diupayakan pertunjukan yang menghibur dan seminimal mungkin hindari atraksi yang menyeramkan agar penonton tidak merasa takut. Seluruh pertunjukan akan digelar di Wantilan Pasar Satria.

“Untuk pertunjukaan pembukaan, dipimpin seorang para normal kondang bernama Jero Master Made Bayu Gendeng akan memberikan atraksi yang menghibur yakni mengendarai sepeda motor keliling Kota Denpasar dengan mata tertutup,” ujarnya. Acara selanjutnya, akan dipentaskan di Wantilan Pasar Satria Denpasar. Penyembuhan gratis berbagai penyakit itu akan dilakukan bagi pengunjung yang berminat tanpa paksaan. Selain penyembuhan penyakit, akan ditransfer berbagai energi positif.

Ketua Dewan Penasihat FKPPAI Bali Cokorda Oka Ratmadi mengatakan, penyembuhan yang dilakukan oleh para normal merupakan warisan budaya para leluhur di nusantara ini dan terutama di Bali. Misinya adalah melestarikan budaya spiritual Bali. Untuk itu paranormal harus berkumpul untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat secara gratis dengan tujuan untuk melestarikan budaya nusantara.

Pengobatan alternatif tersebut bisa dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dengan mentransfer energi, pengobatan tradisional dan sebagainya. “Itulah budaya kita. Tidak ada yang istimewa. Semua bisa dipelajari karena para normal itu lahir dari budaya,” ujarnya.

Keberadaan orang-orang atau para normal di Bali untuk mengingatkan kepaada masyarakat bahwa Indonesia ini tidak luput dari orang-orang yang berbudaya. Bali sendiri akan menampilkan calonaranag dan Sangian Jarang. Ini lahir dari budaya Indonesia. Terkait penyembuhan, saat ini banyak penyembuhan alternatif.

Karena ini adalah aktifitas penyembuhan secara natural, maka kesembuhannya tergantung pada kepercayaan pasien pada Yang Di Atas. Cok Rat mengaku, jika dirinya akan terlibat langsung dalam proses penyembuhan. “Penyembuhan itu harus kembali kepada kepercayaan orang yang murni, tulus, kepada Yang Diatas,” ujarnya.

Sementara Jero Master Made Bayu Gendeng mengatakan, pihaknya akan membawa atraksi yang berlatar belakang ilmu leluhur dari budaya Bali dan akan dikombinasikan dengan era modern atau globalisasi. Ada beberapa penampilan modern tetapi tidak meninggalkan filosofi dan khazanah budaya leluhur.

“Beberapa atraksi itu adalah adalah mengendarai motor dengan mata tertutup, atraksi strom hidup-hidup. Walau zaman dulu tidak ada listrik, namun sebenarnya nenek moyang kita sudah mengenal listrik. Ada juga ilmu selamat dari senjata tajam, karena tidak ada manusia yang kebal terhadap senjata tajam, tetapi ada ilmu selamat dari senjata tajam,” ujarnya.

Selain itu dirinya akan yang memainkan ilmu bambu gila sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lain yakni dari Gorontalo.

Seluruh atraksi ini bertujuan untuk menghibur. Namun sesungguhnya ini akan memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa energi itu akan dimiliki oleh semua orang. Energi itu ada dalam diri setiap orang dan bila diaktifkan maka bisa menghasilkan listrik.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here