GIANYAR, BeritaDewata – Untuk ke tiga kalinya ( 06/12 ) Ubud Chef Competition dan Latte Art Competition kembali di gelar di Ubud, Gianyar, Bali. Adalah iven untuk meningkatkan kerjasama dan kebersamaan diantara anggota Ubud Hotels Association, yang kini jumlahnya mencapai 90 akomodasi pariwisata baik Hotel dan Restauran, Resort hingga Villa.
Sedikit berbeda dengan sebelumnya, khusus kompetisi Chef hanya menyajikan menu plant base, yang tergolong masih sangat minim dikalangan Restauran. Padahal sejatinya masakan jenis ini menjadi bagian yang penting disajikan ,seiring dengan tuntutan wisatawan, khususnya Ubud terbanyak wisatawan menggeluti yoga harus dengan makanan yang mendukung.
I Gede Paskara Karilo, Ketua Ubud Hotels Association, di kenal oleh wisatawan mancanegara sebagai salah satu destinasi terbaik dunia, tidak hanya karena kesenian dan budaya nya, Bali juga sebagai salah satu destinasi kuliner terbaik dengan berbagai macam pilihan restaurant yang bertaraf internasional dengan berbagai macam jenis pilihan makanan dari berbagai Negara.
Wisatawan yang datang pada satu daerah tujuan wisata pada umumnya pasti ingin mencicipi rasa masakan khas lokal di daerah tersebut, akan tetapi makanan lokal khususnya masakan plant based saat ini masih sangat belum di kenal oleh para wisatawan, baik domestik maupun internasional, ” ya karena jenis masakan plant base ini kini sedang naik daunlah, dan diminati wisatawan”, paparnya.
Menyikapi hal tersebut kami dari Ubud Hotels Association berinisiatif untuk menyelenggarakan Competition khusus plane base. Ini diharapkan setiap pelaku pariwisata khususnya yang bergerak di bidang hotel dan restaurant untuk bisa lebih memperkenalkan nilai cita rasa khas Bali kepada setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali, khususnya ke Ubud.
Jika peserta Chef Competition kali ini diikuti 34 peserta, berbeda dengan Latte Art, justru meningkat dari tahun sebelumnya, mencapai 32 orang. Ilmu meracik kopi oleh barista ini menjadi daya tarik baru wiatawan di bali. Tidak hanya sekedar menyajikan, kenikmatab kopi pun harus khas dilidah wisawatan. Bahkan penyajiannya pun mesti memiliki seni tersendiri.
Gede Ngurah Dewantara Narottama, Ketua Panitia, Chef Competition dan Latte Art, khusus Latte Art peserta meracik sesuai kreteria Bunga, Daun dan Hati, tergambar tercampur baik dalam cangkir, ” kali ini ada tiga model seni, bunga, daun dan hati, yang di kompetisikan bagi barista”, ungkapnya.
Masih seperti tahun sebelumnya, kegiatan bertempat di Desa Wisata Bebek Mebaris, Ubud. Gianyar.