
JAKARTA, BERITA DEWATA – Struktur kabinet super gemoy memiliki tantangan sulit dalam 100 hari kedepan. Masa “honey moon” ini akan menjadi tolok ukur kepercayaan publik terhadap pasangan Prabowo-Gibran. Pasalnya perkiraan penyediaan anggaran untuk program quick wins pada masa bulan madu itu di APBN 2025 diperkirakan sebesar 100 T.
Dengan postur struktur kabinet gemuk yang bertambah 18 kementerian dari kabinet sebelumnya dengan anggaran yang lumayan banyak untuk diserap tiga bulan kedepan, apa bisa berjalan dengan mulus hingga 31 Januari 2025 ?
MenurutProf. Dr. Djohermansyah Djohan, M.A, Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Pj Gubernur Riau 2013-2014, Dirjen Otda Kemendagri 2010-2014 dan pendiri Institut Otonomi Daerah (i-Otda). Logikanya, bila ada kementrian baru butuh proses sekitar satu tahun untuk membuat institusi kementerian itu bisa berjalan dan berfungsi dengan baik.
Ia menjelaskan, Prabowo mesti bekerja cepat dalam merealisasikan program kerja yang telah disampaikan saat pencalonan. Masyarakat menaruh harapan besar kepada Prabowo terkait penegakan hukum, pemberantasan korupsi, serta pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, 100 hari pertama Prabowo sebagai presiden, harus bisa menunjukkan komitmen tersebut. Jika tak bisa, maka Prabowo akan kehilangan kepercayaan publik atas janji-janji program kerja.
Sisa anggaran kerja APBN 2024
Kita akan melihat bagaimana langkah Prabowo bersama kabinetnya dalam 100 hari. Di situ akan terlihat komitmen Prabowo terhadap penyampaian program selama ini
“Saat ini ada 18 kementerian baru, tentu ini bukan perkara mudah untuk dilakukan, agar kementerian kementerian baru ini bisa berjalan dan berfungsi secara efektif,” ujar Prof Djo (21/10/2024), lewat obrolan sharing pendapat kepada wartawan via jaringan telpon seluler di Jakarta.
Menurut Prof Djo ada banyak hal ysang harus dilakukan terkait dengan pembentukan kermenterian baru. Mulai dari pembentukan organisasi dan pengisian personel, penyusunan perencanaan hingga masalah penyediaan anggarannya.
Bila ada janji “quick win” atau program kilat 100 hari kerja dari kabinet Merah Putih, maka ini tentu akan dilihat dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas, termasuk para pelaku bisnis .
“Hal terberat akan di alami rezim Prabowo-Gibran karena masalah anggaran sudah terkunci dengan APBN 2024 untuk 34 kementerian, begitu pula di 2025. Sepertinya agak cukup sulit kabinet ini merealisasikan janji janjinya di tahun depan,“ kata Prof Djohermansyah.
Pemecahan anggaran yang sudah terkunci dengan postur awal kabinet 34 kementerian di APBN 2024 tahun ini menjadi 48 kementerian tentu tidaklah mudah, banyak proses yang harus dilalui terkait teknis birokrasi.
“Anggaplah anggaran 2024 sudah 65 persen terpakai, tersisa 35 persen untuk dua bulan kedepan. Dengan tambahan 18 kementerian tentu ini akan banyak kendala dan sangat berat untuk capaian akhir bulan Desember,” ujar Prof Djo.
Begitu juga untuk tahun anggaran APBN 2025 yang sudah jadi, sudah disahkan DPR dengan format 34 kementerian yang akhirnya berubah menjadi 48 kementerian. Otomatis semua harus disesuaikan sebagai konsekuensi dari perubahan struktur kabinet tersebut.
“ Kalo mau OK gas sesuai motto kampanye Prabowo Gibran, tentu semua harus ditata dan diperbaiki dahulu, struktur oganisasj, personil, perencanaan dan penganggarannya sesuai kebutuhan kabinet dan kelembagaan yang dibentuk dan tidak bisa anggaran yang sudah jadi bisa langsung di eksekusi tanpa penyesuaian.” ujar Prof Djo.
Terlalu banyak yang harus dibenahi di tahun depan agar kementerian yang baru di bentuk bisa efektif berfungsi baik.
” Saya agak pesimis capaian atas program yang dijanjikan untuk masyarakat luas dalam tempo 100 hari bisa diwujudkan. Dan jika tak tercapai, bisa membuat masyarakat kecewa,”ungkap prof Djo. Karena itu, Presiden Prabowo harus berjibaku untuk mengawal langsung pelaksanaan pembentukan kementerian dan eksekusi program 100 harinya.
Tahun pertama kepemimpinan Prabowo-Gibran inilah yang akan dilihat dan ditunggu masyarakat luas apakah ada perubahan yang signifikan dan lebih baik. Itu menjadi tolok ukur pemerintahannya. Kita sama sama tunggu dan lihat saja.