
Denpasar, Berita Dewata – Lebih dari 2 ribu massa pendukung pasangan Capres-Cawapres Nomor urut 02 Prabawo Subianto-Sandiaga Uno memenuhi Lapangan Umum Kompyang Sujana, Denpasar Selasa (26/3). Ribuan masa Prabowo-Sandi datang dari seluruh Bali guna mendengarkan pidato kebangsaan Prabowo Subianto dalam kampanye terbuka di Bali dengan tema “Prabowo Menyapa Semeton Bali”.
Ribuan massa yang berasal dari para kader, simpatisan, relawan dari seluruh partai koalisi berdatangan dari seluruh Bali. Terik matahari, tidak menyurutkan antusiasme pendukung dan simpatisan untuk mendengarkan orasi yang yang disampaikan Capres Prabowo Subianto.
Masa datang dengan menggunakan atribut atau aksesoris mulai dari kostum, slayer, bendera, bros serta spanduk dipasang berjejer di sekeliling lapangan. Tampak pula berkibar dan berjejer bendera partai pengusung PKS, PAN, Partai Berkarya, Demokrat, Gerindra. Ada juga pendukung yang membawa spanduk sendiri, terbuat dari beberapa karung bekas, kain dengan tulisan tangan secara manual.
Melihat kondisi tersebut, Prabowo pun ikut bersedih. Di sela-sela sambutannya, Prabowo menyebut jika partai pendukungnya merupakan koalisi paket hemat. Sebab Prabowo melihat tidak banyak spanduk di Kota Denpasar menjelang dan hari kampanyenya nasional di Kota Denpasar.
“Spanduk-spanduk yang kalian bikin dengan tulisan tangan sendiri, dari kain-kain dan karung beras, saya lebih bangga dengan itu. Ada yang selalu mengejek Prabowo, tidak dengan mengatakan tidak ada balihonya. Saya katakan jika baliho Prabowo-Sandi ada di hati rakyat. Mau lembaga survei bilang angkanya berapa, kami tetap ada di hati rakyat, karena rakyat Indonesia tidak mau dibohongi lagi,” ujarnya.
Di hadapan ribuan pendukungnya, Prabowo juga menegaskan tidak mau dipecah belah oleh isu-isu yang tidak benar, didukung oleh partai islam dan sebagainya. “Kita tidak mau tidak mau dipecahbelah lagi. Ada yang mengatakan Prabowo ini radikal islam. Bagaimana mungkin disebut radikal islam, karena semua tokoh agama ikut membela Prabowo Subianto. Saya dari umur 18 tahun sudah menandatangani dan bersumpah akan memberi jiwa dan raga saya untuk Indonesia. Sekarang usia saya 68 tahun. Ketika saya merasa tua, maka saya melihat Mahathir Muhamad di Malaysia. Dia menjadi Perdama Menteri lagi. Sebenarnya Mahathir Muhamad sudah tidak mau lagi. Dia ingin istirahat. Tetapi ketika dia lihat negerinya porak poranda, banyak korupsi maka dia turun gunung. Saya pun begitu,” ujarnya.
Prabowo melihat jika korupsi di Indonesia terlalu banyak. Ia tidak rela rakyat jadi miskin karena korupsi, kekayaan Indonesia dinikmati hanya oleh segelintir orang. Untuk itulah dirinya turun gunung dan tidak membiarkan rakyat Indonesia susah karena korupsi. Ia mengaku bangga bila dibenci para koruptor. “Mereka mengejek kami, karena kami tidak punya televisi, kami tidak punya surat kabar, tidak punya ini dan itu. Tetapi kami punya hatinya rakyat. Itu tidak ada harganya.
Ia maju untuk menyelamatkan masa depan bangsa dan negara. Bertahun-tahun dirinya keliling Indonesia. Dirinya mengingatkan bahwa agar para pendukungnya tahu betul masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini. “Apa pun latar belakangmu, apa pun agamamu, apa pun sukumu, kamu harus tahu masalah ini. Ini masalah yang elite di Jakarta, dan tidak suka kalau masalah ini dibenci oleh rakyat, dan elit di Jakarta benci dengan Prabowo. Emang gue pikirin. Kalau dibenci oleh koruptor saya bahagia. Karena saya jamin, kalau kau tidak kembalikan harta negara yang kau curi, kami akan kejar kau sampai di mana pun. Ini inti masalahnya. Kekayaan kita diambil dan dibawa keluar Indonesia. Karena itu harus ada perubahan,” ujarnya.