BeritaDewat.com, Denpasar – Tidak butuh waktu lama Tim Resmob Sat Reskrim Polresta Denpasar berhasil ungkap kasus pembobolan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jalan By Pass Ngurah Rai, tepatnya di depan perumahan Prajaraksaka senilai Rp 321 juta.
Tiga pelaku yaitu Robani alias Rendi, 31, Kappi alias Pakwan, 30, dan Andi Wijaya, 30. Diketahui mereka berasal dari Negara Bumi Ilir, Kelurahan Negara Bumi, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah (Robani dan Kappi) dan Desa Pajar Bulan, Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah (Andi) itu dihadiahi Tiga butir timah panas petugas ke kaki mereka.
Diterangkan, tiga pelaku yang sempat berfoya-foya dengan menginap di Hotel Fullman seharga Rp 4 juta per malam itu diringkus Kamis (23/2/017) sekitar pukul 18.00 di sebuah tempat kos di Jalan Uluwatu II No. 120, Desa Kelan, Tuban, Kuta Selatan, Badung.
Sebelum diringkus ketiga tersangka menyewa mobil Toyota Avanza warna putih bernomor polisi L 1547 SK itu sempat dibuntuti pihak kepolisian memutari wilayah Denpasar, Badung, dan Tabanan.
“Para tersangka berada di Bali sejak Jumat (27/1). Merekamelakukan pencurian mesin ATM sebanyak 14 kali: di wilayah hukum Denpasar sebanyak 9 kali, Gianyar 4 kali, dan Bangli 1 kali,” ungkap Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo, Jumat (24/2/2017) di Mapolreta Denpasar.
Imbuhnya, dari raibnya Rp 321 juta dari ATM BRI depan Prajaraksaka, Suwung Kauh, Tim Resmob menyita rekaman CCTV. Berbekal rekaman tersebut penyisiran dilakukan di sejumlah tempat kontrakan yang ada di wilayah Kuta dan Jimbaran.
Para tersangka terpantau di sebuah ruas jalan di Denpasar dan dibuntuti berkeliling di beberapa objek wisata, salah satunya Tanah Lot, Tabanan, hingga akhirnya ketiganya menuju ke tempat kos di Jalan Uluwatu II No. 120, Desa Kelan, Tuban, Kuta Selatan, Badung.
“Terjadi kejar-kejaran antara polisi dan pelaku. Laju mobil yang dikendarai mereka berhasil dihentikan di wilayah Kedonganan. Mengetahui distop polisi. Mereka berlari meninggalkan mobil. Karena tak mengindahkan tembakan peringatan petugas, ketiganya akhirnya dilumpuhkan dengan tembakan di bagian kaki,” terangnya.
Terkait aksi yang dilakukan para pelaku, Hadi Purnomo menyebut sangat terencana. Buktinya baru sehari mereka di Bali, Robani, dkk. telah beraksi di sebuah ATM di Bangli dan ATM BRI Delta Dewata Minimarket, Ubud, pada Sabtu (28/1). Selang sehari, pada Minggu (29/1), Selasa (31/1) dan Rabu (1/2) garong Lampung itu beraksi di ATM BRI Indomaret Peliatan, Goa Gajah.
ATM BRI Prajaraksaka, Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar Selatan dibobol pada Jumat (17/2), Sabtu (18/2) dan Senin (20/2). Mirisnya, pada Minggu (19/2) ketiga tersangka diketahui beraksi di lima ATM, yakni BRI Teuku Umar Denpasar, ATM BRI Jalan Sudirman Denpasar, ATM BRI Ramayana Denpasar, ATM BRI Jalan Raya Sesetan Denpasar, dan ATM BRI Jalan Sunset Road Kuta Badung.

Beranjak dari Denpasar, pada Senin (20/2) mereka beraksi di ATM BRI daerah Ubud dan ATM BRI Indomaret, Gianyar. Terakhir, dua hari sebelum diringkus, Selasa (21/2), giliran ATM BRI Jalan Mahendradata Denpasar, ATM BRI Marlboro Denpasar, dan ATM Gatsu Barat Denpasar yang dikuras.
“Hanya bermodal kartu kredit yang dibeli di Lampung seharga Rp 500 ribu- Rp 1 juta rupiah dan mengisinya dengan saldo Rp 2,6 juta rupiah, mereka bisa menguras ratusan juta isi ATM,” imbuhnya.
Aksi di Perum Prajaraksaka, para tersangka menggunakan dua buah kartu ATM BRI. “Rp 321 juta rupiah ini diperoleh pelaku dengan beraksi sebanyak tiga kali di mesin ATM yang sama, yakni pada (17/2), (18/2), dan (20/2. Di dua aksi pertama mereka melakukannya di siang hari dan pada aksi ketiga malam hari,” tegasnya.
Ditanyai bagaimana trik yang digunakan pelaku agar uang ATM terkuras habis, Hadi menjawab kasus ini modus baru. “Pelaku memasukkan kartu ATM ke dalam mesin ATM. Selanjutnya melakukan penarikan tunai. Pada saat uang keluar dari dalam mesin dan berada di bagian exit shutter atau tempat keluarnya uang pelaku menahan atau mengganjal tanpa terdeteksi oleh mesin ATM. Hasilnya sistem membaca transaksi gagal padahal uang sudah keluar. Di mesin ATM saldo pelaku tidak berkurang. Begitu seterusnya,” bebernya sembari menyebut aksi tersebut harus dilakukan dua orang. Di mana para pelaku berguru? Robani alias Rendi, 31, sang otak aksi menjawab dari seseorang berinisial W yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan.