DENPASAR – Koalisi besar dari 7 partai yang tergabung dalam KRB yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, Nasdem, PKS, Perindo dan PBB. Sepakat mengusung Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).
Koalisi besar ini akan bertarung head to head melawan I Wayan Koster-Cokorda Oka Arta Ardha Sukawati (Koster-Ace) yang diusung oleh PDI Perjuangan, PAN, Hanura, PKPI. Pertarungan ini dinilai sengit karena sama-sama memiliki basis massa yang kuat hampir di seluruh daerah di Bali.
Calon Gubernur Bali dari Koalisi Rakyat Bali (KRB) Ida Bagus Rai Mantra menjelaskan, saat timnya terus melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat Bali yang telah mempercayakan kepada dirinya sebagai calon gubernur di masa yang akan datang.
“Setiap langkah pasti ada strategi-strategi di masyarakat. Kita terus memilih untuk berkoalisi dengan seluruh masyarakat Bali yang telah mempercayakan kepada dirinya melalui KRB memimpin Bali ke depan,” ujarnya di Denpasar, Kamis (11/1//2018).
Rai Mantra juga tidak gentar dengan informasi yang mengatakan bahwa di dua kabupaten di Bali yakni Badung dan Buleleng sudah mendaklarasikan untuk mendukung secara penuh paket lawan. Menurutnya, klaim 70 persen suara saat pendaftaran didasarkan pada Pilkada sebelumnya.
Calon Gubernur Bali dari Koalisi paket Koster-Ace meyakini akan memenangkan Pilgub Bali yang dihelat 27 Juni 2018. “Target menang 70 persen,” tegas Koster.
Ditanya daerah mana saja yang sulit dimenangkan, Koster mengatakan tidak ada daerah pemilihan yang berat. Pihaknya hanya membutuhkan kerja keras untuk meraih kemenangan hingga 70 persen.
Pertarungan sengit pada Pilgub Bali 2018 ini juga dapat dilihat dari dukungan jumlah kursi di DPRD Bali. KRB memiliki 28 kursi. Sementara PDIP mempunyai 27 kursi.
Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, menyampaikan himbauan kepada seluruh peserta dan penyelenggara baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota bisa mengelola tahapan dengan cara profesional dan berintegritas.
Menurutnya, penyelenggaraan pilkada serentak merupakan suatu perwujudan demokrasi ditingkat lokal. Maka dari itu, ruang partisipasi bagi masyarakat akan terbuka lebar.
“Ruang partisipasi akan terbuka seluas luasnya dengan harapan terpilihnya pemimpin yang memiliki kompetensi, kapabilitas, dan integritas,” Pungkas Raka Sandi.