Peru Minta Dunia Transparan Lacak Kapal Tangkap Ikan

Jacqueline Savitz, Chief Policy Officer Oceana dan salah satu pendiri Global Fishing Watch

BeritaDewata.com, Denpasar – Global Fishing Watch dan Oceana memuji langkah Negara Peru dalam memimpin transparansi perikanan. Menjelang konferensi tahunan Our Ocean Ke-5 yang segera di Bali, Indonesia, Pemerintah Peru telah merilis seluruh data pelacakan kapal nasionalnya ke ranah publik untuk pertama kalinya melalui Global Fishing Watch (GFW).

Kini, semua orang dapat memantau kapal-kapal perikanan komersial Peru secara hampir real time dan gratis menggunakan platform GFW. Setidaknya 1.300 kapal ikan komersial Peru yang sebagian besar tidak terdeteksi sebelumnya oleh data Automatic Identification System (AIS) GFW, kini dapat terpantau dengan mudah di peta umum.

Bagi Peru sendiri, kemajuan ini menjadikan jumlah kapal yang dilacak melalui GFW saat ini meningkat hingga sepuluh kali lipat, sehingga membantu upaya pengawasan dan pengendalian nasional seperti memerangi penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tidak teregulasi (Illegal, Unreported, Unregulated—IUU).

CEO Global Fishing Watch Tony Long saat ditemui di Denpasar, Sabtu (27/10) mengatakan, ndonesia, sebagai tuan rumah Our Ocean 2018, adalah negara pertama yang merilis data pelacakan Vessel Monitoring System (VMS) kapalnya melalui GFW pada tahun 2017. Langkah Indonesia tersebut memungkinkan pelacakan sekitar 5.000 kapal nelayan yang tidak menggunakan AIS melalui peta GFW. Kini Peru menjadi negara kedua yang merilis data pelacakan kapalnya melalui GFW.

GFW menggunakan data AIS yang dipancarkan secara umum untuk melacak pergerakan kapal penangkap ikan. Meskipun banyak kapal-kapal besar penangkap ikan telah dilengkapi AIS, penambahan data VMS, yang umumnya diwajibkan oleh pemerintahan berbagai negara, pada peta GFW akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penangkapan ikan di dunia.

“Dengan merilis data pelacakan kapal mereka ke ranah publik, Peru telah mengambil langkah jauh ke depan untuk menjadikan transparansi perikanan sebagai norma dan bukan pengecualian. Peru juga akan menggunakan data pencitraan malam hari kami untuk mengungkap posisi kapal penangkap ikan yang beroperasi di malam hari. Kami memuji Peru yang telah memanfaatkan peta dan kapabilitas data kami untuk meningkatkan sistem yang ada serta memperkuat pemantauan di perairan mereka dan laut lepas di sekitarnya,” puji Tony Long.

Vice Presiden Oceana Peru Patricia Majluf mengatakan, Peru adalah negara perikanan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dan merupakan salah satu lokasi stok tunggal ikan teri Peru terbesar di dunia. Oceana, sebagai mitra pendiri GFW, telah menjalin kerja sama erat dengan pemerintah Peru untuk meningkatkan transparansi penangkapan ikan komersial di perairan negara tersebut.

“Kami bangga menjadi negara pertama yang mampu menggunakan Global Fishing Watch secara menyeluruh. Peningkatan transparansi akan membantu masyarakat Peru dalam melihat seluruh manfaat perikanan kami baik sekarang maupun di masa depan,” katanya.

Upaya Peru muncul setelah dukungan resmi pemerintah Kanada terhadap GFW pada pertemuan tingkat menteri G7 di Halifax awal bulan ini, serta komitmen mereka untuk mendorong upaya berbagi data yang lebih baik, meningkatkan ilmu pengetahuan dan berinvestasi hingga $11,6 juta untuk memerangi penangkapan ikan secara IUU.

Transparansi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lautan dunia, baik untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, melindungi stok dan kehidupan ikan, maupun meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan. Global Fishing Watch telah berkomitmen untuk mengajak 20 negara lainnya bergabung bersama Program Transparansi hingga tahun 2022 demi memajukan pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.

Ia juga meminta kepada seluruh negara perikanan di dunia agar meniru Indonesia, Peru dan Kanada dalam hal transparansi kapal tangkap. “Kami menghimbau negara-negara lain untuk mengikuti langkah Indonesia, Peru dan Kanada. Kita tengah memasuki era transparansi dan ini merupakan sebuah konsep pemberdayaan yang dapat mengubah perikanan secara menyeluruh, termasuk membantu mengelola perikanan secara berkelanjutan sehingga kita dapat menyelamatkan lautan dan mencukupi kebutuhan pangan dunia,” katanya.

Global Fishing Watch (GFW) adalah organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk memajukan keberlanjutan lautan dunia melalui peningkatan transparansi. Dengan menggunakan teknologi mutakhir, GFW telah menyediakan sebuah platform pemetaan yang memungkinkan semua orang untuk melihat atau mengunduh data serta memantau kegiatan penangkapan ikan yang tengah berlangsung di seluruh dunia secara hampir real time dan gratis.

GFW didirikan pada tahun 2015 melalui kolaborasi antara Oceana, SkyTruth, dan Google. Upaya GFW didukung sepenuhnya oleh mitra pendanaan serta para penyedia teknologi dan data. Sementara Oceana adalah organisasi advokasi internasional yang berdedikasi sepenuhnya untuk konservasi laut.

Oceana tengah berupaya untuk mengembalikan kelimpahan dan keanekaragaman lautan melalui penerapan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan di negara-negara yang menguasai sepertiga tangkapan ikan liar di dunia. Oceana telah berhasil memperjuangkan lebih dari 200 kebijakan yang bertujuan untuk menghentikan penangkapan ikan secara berlebihan, perusakan habitat, polusi dan pembunuhan spesies yang terancam punah seperti kura-kura dan hiu.

Dengan memulihkan lautan, lembaga nirlaba ini memastikan bahwa satu miliar orang di dunia dapat menikmati makanan laut yang sehat setiap harinya, untuk selamanya. Bila dunia ini bersama-sama, bisa menyelamatkan lautan maka mampu pula membantu memberi makan dunia dengan hasil laut.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here