Penuhi Pasokan Listrik Bali, PLN Bangun Jaringan Lintas Laut Jawa-Bali

GM PLN wilayah Bali Nyoman Swarjoni Astawa

BULELENG – GM PLN wilayah Bali Nyoman Swarjoni Astawa mengungkapkan, penuhi pasokan listrik Bali, PLN rencanakan pembangunan jaringan listrik Jawa Bali Crossing (JBC). Crossing (sambungan listrik) berkapasitas mencapai 500 kilo Volt (kV).

“Rencananya akan dibangun menara setinggi 376 meter, untuk menopang dan menghubungkan kabel tegangan tinggi yang membentang dari Jawa-Bali,” ungkap Astawa, ditemui di Buleleng Jumat, 26/1/2018.

Menurutnya, nantinya kedua menara tersebut akan dibangun, di sisi Banyuwangi ada di Desa Wongsorejo dan yang di Bali ada di Desa Sumber Klampok. Kabel direntangkan di atas laut dengan ketinggian minimal 70 meter di atas permukaan laut.

“Dengan tersambung dua menara, tentunya dengan target akan menambah pasokan daya listrik sekitar 2.800 Megawatt (MW), untuk pemenuhan pasokan listrik Pulau Jawa ke Pulau Bali,” ujarnya.

Ditambahkan Astawa, Nantinya Jaringan ini akan dibangun dengan sistem bentangan kabel sejauh 2,68 kilometer dari Banyuwangi ke Buleleng, Bali. Pilihan ini diambil dengan pertimbangan jika menggunakan sistem kabel bawah laut, maka nilai investasi akan lebih tinggi.

“Selain itu, dengan menggunakan sistem kabel bawah laut, waktu pengerjaan akan lebih lama dengan risiko sangat tinggi. Menurut kami, sistem crossing lebih efektif dari sisi pembiayaan dan waktu,” tegasnya.

Diketahui, proyek ini sendiri menelan anggaran Rp 4,8 triliun. Dengan rincian pembangunan instalasi dari Payton sampai gardu induk Antosari, Banyuwangi sebesar 3,5 triliun. Sedangkan untuk JBC menelan biaya Rp 1,3 triliun.

Berdasarkan data PLN, saat ini konsumsi listrik di Pulau Bali pada beban puncak mencapai 853 MW. Sedangkan kapasitas listrik yang tersedia sebesar 960 MW.

Karena itu, diperlukan pasokan cadangan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan daya. Terutama untuk mengantisipasi lonjakan permintaan 5 sampai 10 tahun mendatang.

Jika sudah beroperasi, JBC ini dapat memasok tambahan cadangan daya sebesar 280 MW. Jika tidak segera dibangun, maka pada 2020 jumlah pasokan dan kebutuhan listrik akan berimbang.

Astawa mengakui, dalam proses perencanaan pembangunan tower tersebut masih ada sejumlah kendala, termasuk masih adanya penolakan dan keberatan dari sejumlah kelompok masyarakat.

“Penolakan karena masalah alam dan keberadaan sebuah tempat ibadah, namun hal itu sudah kami komunikasikan dengan berbagai pihak, kami tetap berharap agar target 2019 terpasang dan tersambung bisa tercapai,” imbuhnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here