Penting, Bandara Ngurah Rai akan Tutup Bila Hal Ini Terjadi

Ilustrasi penumpang pesawat melihat keluar jendela (dok bd)

Denpasar – Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menjelaskan, saat ini pihak Bandara Ngurah Rai sudah melakukan langkah-langkah antisipasi terkait naiknya status Gunung Agung mencapai level 4 atau status Awas sejak Jumat 22 September 2017. Pihak Bandara beracuan pada Tiga sumber informasi tentang debu vulkanik dari Gunung Agung yakni BMKG, Satelit Himawari dan informasi dari para pilot yang memantau di lapangan.

Sampai saat ini memang belum berdampak pada penerbangan terkait dengan peningkatan status gunung Agung yang saat ini sudah memasuki level awas. Seandainya muncul debu vulkanik maka Bandara Ngurah Rai akan ditutup total. Sampai saat ini belum ada dampak sama sekali. Gunung Agung itu berada di utara bagian timurnya Pulau Bali.

Sementara kalu situasi angin bertiup dari arah timur menuju selatan barat daya, maka Bandara Ngurah Rai sudah pasti kena debu vulkanik. Para meter yang dipakai adalah BMKG yang setiap saat memantau arah angin. Selain itu ada juga laporan lapangan yang berasal dari para pilot yang ada di lapangan, dan pemantauan dari Australia.

Jika dari 3 parameter ini, dua saja yang menyatakan ada debu vulkanik maka bandara akan ditutup, kecuali arah angin tidak mengarah ke bandara. “Bandara ini akan ditutup apabila ada vulkanik mengarah ke bandara,” ujarnya di Denpasar, Minggu (24/9). Penutupan juga dilakukan bila di bawahnya masih terang, tetapi di atasnya beterbangan debu vulkanik, maka bandara tetap akan ditutup karena debu itu akan mengganggu kerja mesin pesawat dan bisa berakibat fatal.

Pergerakan pesawat akan diatur sesuai dengan teknis take off dan landing yang sudah ada. Namun bila hal itu terjadi maka Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan Otoritas Bandara, Angkasa Pura untuk menyiapak jalur penerbangan alternatif. Untuk sementara terpantau ada sekiar 30 pesawat perdua jam yang akan melintasi jalur mendekati Gunung Agung, baik yang akan pergi dan datang ke Bandara Ngurah Rai.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso saat memberikan keterangan pers

Itulah sebabnya, Kemenhub sudah mensiagakan 7 bandara altenatif sebagai tempat mendarat pesawat bila Gunung Agung meletus. Ketuju bandara tersebut adalah Makasar, Balikpapan, Surabaya, Banyuwangi, Labuanbajo, Solo, dan Lombok. Karena Bali ini adalah di daerah tujuan wisata internasional, maka yang dari utara seperti dari Hongkong, maka bisa mendarat di Manado dan Ambon. “Sebenarnya bukan 7 bandara, tetapi 9 bandara. Tetapi yang sudah pasti adalah 7 bandara,” ujarnya.

 

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here