DENPASAR, BeritaDewata – Lebih dari 100 mahasiswa dan pemuda asal Kabupaten Nagekeo, NTT bertemu di Bali. Mereka tergabung dalam Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nagekeo (IKMAPENA) Bali. Dibawah tema “Satu Hati”, Kepengurusan IKMAPENA resmi dikukuhkan di Gedung PWI Bali pada Sabtu (14/9) malam.
Pengukuhan diawali dengan perayaan ekaristi meriah yang dipimpin Romo Vinsensius Delo Betu, O.Carm dan Romo Dominikus Dinong, O.Carm. Dalam arahannya, Romo Vinsen mengatakan, mahasiswa dan pemuda Nagekeo perlu belajar tentang bagaimana menjadi manusia tangguh dalam menghadap derasnya perubahan zaman.
“Masa depan Nageko 10 sampai 20 tahun mendatang ada di tangan mahasiswa dan pemuda Nagekeo, termasuk yang ada di Bali. Sekarang saatnya seluruh anggota IKMAPENA belajar. Belajar tentang berbagai nilai kehidupan ini, baik secara akademis maupun organisasi sosial masyarakat. Jangan sampai anggota IKMAPENA pulang ke Nagekeo hanya bisa jadi pengikut, tidak bisa menjadi pelopor, tidak bisa menjadi pemikir, dan tidak bisa menjadi pengambil kebijakan,” ujarnya tegas.
Ia juga menyampaikan, masa depan itu sangat ditentukan saat ini, ketika orang belajar banyak tentang berbagai hal. Namun yang perlu diperhatikan, anggota IKMAPNEA yang berkualitas adalah ada mereka yang bisa menentukan skala prioritas, bisa membedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting.
“Ingat baik-baik. Kuliah itu lebih penting selama berada di Bali. Bekerja dan kuliah itu lebih penting. Jangan dibalik. IKMAPENA harus mendukung tujuan utama, bukan sebaliknya. IKMAPENA harus menjadi pendukung suksesnya kuliah dan bekerja. Sebab hati dan jiwamu ada di kampung halamanmu. Saya sangat berbahagia saat ini, karena saya dilahirkan di Nagekeo dan ari-ari saya dikuburkan di kaki Gunung Ebulobo. Saya bahagia karena saya bisa bertemu IKMAPENA, dan saya lihat masa depan Nagekeo disini,” ujarnya.
Ketua Ikatan Keluarga Nagekeo Bali Agus Melan menyampaika apresiasinya kepada IKMAPENA Bali. Ia meminta agar spirit “Satu Hati” hendaknya tidak sekedar menjadi tagline di atas kertas namun harus benar-benar diimplementasikan dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang mendukung baik kualitas individu maupun anggota.
“Jangan sampai kemeriahan acara pengukuhan ini sampai disini saja. Ada banyak pekerjaan lain ke depan yang harus ditangani. Namun di atas itu semua, kuliah harus menjadi prioritas. Lakukanlah pekerjaan-pekerjaan yang mendukung studi secara khusun dan juga Nagekeo Bali secara umum,” ujarnya.