Pengembangan Desa Wisata Bali Terkendala Dana

Beritadewata.com, Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali telah menggalakan dan menargetkan pembinaan 100 desa wisata yang telah dilakukan tahun 2013 dan selesai pada 2018.

‪Pada tahun 2017 pembinaan Desa Wisata di Bali telah mencapai 53 desa wisata yang sudah dilakukan pembinaan dan pengembangan dan sisanya 47 Desa wisata di Bali masih dalam proses dan terus dilakukan pembinaan dan sosialisasi.

‪Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Provinsi Bali Nyoman Wardawan menjelaskan, untuk Desa Wisata pihaknya mengaku masih fokus menyiapkan infrastruktur, sarana prasarana untuk Desa Wisata. Dua faktor ini sangat penting untuk menunjang desa wisata.

Sarana dan infrastruktur menjadi tanggungjawab pemerintah untuk membangunnya. Selain itu tentunya juga perlunya komitmen dari masyrakat setempat karena Desa wisata juga harus didukung oleh penduduk Desa itu sendiri.

“Dari 100 Desa Wisata yang kita targetkan, sudah mulai tahap berkembang itu sebanyak 57 Desa dan sisanya masih kami lakukan sosialisasi, karena untuk menjadikan Desa wisata itu juga perlu komitmen penduduknya, bagaimana kenyaman Desa itu, keamanan Desa itu dan menjaga ontentik suasana Desa wisata itu,” ucapnya di Denpasar, Selasa (02/05/2017).

Menurut Wardawan, untuk Desa Wisata di Bali anggarannya pertahun itu mencapai Rp 200 juta. Dari total nilai anggaran tersebut ditargetkan 20 Desa Wisata yang menjadi sasaran untuk terus dikembangkan pertahun.

‪”Untuk anggaran Desa Wisata, setiap tahun itu Rp 200, juta. Selama 5 tahun program Desa wisata ini berjalan. Untuk yang saat ini baru tercapai hanya 15 desa pertahun karena anggaran juga tidak sesuai dengan yang dicanangkan. Tetapi kalau anggaran sesuai dengan yang dicanangkan tentunya akan selesai.” imbuhnya.

Untuk saat ini desa yang berkembang pesat adalah Desa Wisata Panglipuran, Jatiluwuh, Pingih dan masih banyak yang lainnya yang masih proses pembinaan.

“Kita optimis sepanjang dana sesuai dengan yang kita targetkan, untuk mengembangkan Desa Wisata di Bali, karena pengembangan Desa Wisata masih banyak,  seperti di Kabupaten Gianyar, Klungkung, dan Karengasem,” jelasnya.

Untuk lebih mengenalkan Desa Wisata di Bali, pihaknya akan bekerjasama dengan perusahan swasta agar Desa wisata yang berbasis digitalisasi itu bisa terwujud. ‪

“Untuk Desa Wisata berbasis Digitalisasi masih belum karena juga terbatas dengan anggaran. Makannya kami berencana bekerjasama dengan swasta, dan konsep yang kita tawarkan dilakukannya digital marketing dan bisa membuat website supaya orang dengan mudah mengakses, seperti apa Desa Wisata di Bali, bagaimana suasananya dan uniknya seperti apa,” ujarnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here