BADUNG, BeritaDewata – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan sensus online akan dibuka selama 45 hari, mulai 15 Februari sampai dengan 31 Maret 2020.
“Sensus online ini tentu saja tidak semua masyarakat siap tapi supaya semua bisa terbawa karena sensus mewajibkan semua penduduk itu diikutsertakan. Kami bersama-sama dengan pemerintah provinsi pertama mengandalkan semua yang sia. Semua yang siap diminta untuk mensensus dirinya sendiri secara online pada tanggal tersebut,” ujarnya di Denpasar, Senin (10/2).
Adi Nugroho menjelaskan bila salah seorang yang sudah masuk ke jaringan sensus online maka melalui orang tersebut akan dititipkan familinya, saudara dekat maupun jauh untuk membantu melaksanakan atau mengingatkan sensus online.
“Sensus online ini juga adalah pengalaman pertama yang tentu saja akan mendapatkan banyak kesulitan. Untuk itu sangat diharapkam agar jangan sampai warga putus asa untuk mengaksesnya. Sesuatu yang dianggap sulit maka harus dicoba terus menerus agar bisa dan menjadi kebiasaan. Diberi waktu 45 hari. Bisa dicoba setiap hari. Demikian pula ketika membantu siapapun, baik sanak famili maupun para tetangganya. Ini tidak mudah karena pengalaman pertama,” jelasnya.
Adi Nugroho menambahkan dalam prosesnya sensus online tersebut, akan diawali dengan mencatatkan nomor induk kependudukan sesuai dengan asal KTP.”Tidak ada masalah dari mana pun asal KTP warga tersebut. Bila mengikuti prosedur dengan baik maka data akan terekam. Kami memberi rentang waktu dari tanggal 15 Februari hingga 31 Maret agar bisa mengakses sensus penduduk online.
Karena kita tahu banyak yang tidak siap demikian juga ini pengalaman pertama, banyak hal yang mungkin menjadi tidak mudah sehingga sekalipun tadi siap, mungkin ada beberapa hal yang memang tidak bisa diselesaikan. Kami akan menurunkan petugas pada tanggal 1 sampai 31 Juli untuk menyisir penduduk yang belum tercatat pada sensus penduduk online,” imbuhnya.
“Pada prinsipnya Juli nanti nanti akan menyisir yang tidak tercatat tetapi bukan mustahil nanti yang sudah tercatat pun akan dikunjungi untuk memberikan penegasan dalam beberapa hal. Untuk petugas yang akan diturunkan masih menunggu berapa yang masih tercecer. Kalau nanti yang tercecer sudah diketahui berapa nanti kami menghitung kebutuhan tenaganya berapa,” ujarnya.
Terkait sensus online ini, pihak BPS telah melakukan sosialisasi melalui jalur kemasyarakatan, melalui pendekatan adat dan agama diakukan, seperti bertemu dengan ketua majelis desa adat baru baru ini.
“Ketua majelis desa adat telah memerintahkan ke semua desa adat untuk memastikan bahwa semua warga masyarakat di desa adat bisa mengakses sensus online dan memberdayakan masyarakat yang siap,” ujarnya.
Selain melakukan sosialisasi dengan majelis desa adat BPS juga sudah dilakukan sosialisasi di perguruan tinggi dan ke sekolah. “Harapannya semua penduduk terutama di Bali terdata, tersensus baik melalui online dan itu yang paling diharapkan maupun nanti melalui penyisiran didatangi oleh petugas,” tutupnya.