DENPASAR – Pembangunan yang benar adalah pembangunan yang menyelaraskan antara pemenuhan kesejahteraan lahiriah dan kesehatan batiniah. Dalam pembangunan, kita tidak bisa hanya menggenjot capaian fisik dengan mendirikan bangunan yang hebat-hebat tetapi melupakan pembangunan batiniah masyarakat secara menyeluruh.
Hal itu disampaikan oleh Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat ditemui di sela-sela persiapan merayakan Hari Suci Pagerwesi di kediamannya, Rabu (21/3/2018). Hari Pagerwesi merupakan hari istimewa bagi umat Hindu di Bali, khususnya di Buleleng (Bali Utara).
Menurut Rai Mantra, banyak hal penting berkait penyeimbangan lahir-batin dalam pembangunan yang dianggap sepele, semisal pembangunan sarana dan prasarana terpadu bagi warga yang mengalami gangguan kejiwaan (scizophrenia).
“Program dan sarana kesehatan mental dan spiritual di Bali sebenarnya sudah ada tetapi belum begitu fokus. Kalau di Kota Denpasar, untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau orang dengan scizophrenia (ODS) sudah ada Rumah Berdaya di Jl.Hayam Wuruk, Denpasar, yang sudah berjalan bagus. Hal ini perlu diduplikasi di semus kabupaten di Bali agar ODGJ bisa pulih dan berdaya seperti sediakala,” ujarnya.
Rai Mantra memaparkan bahwa dalam penanganan gangguan kejiwaan ada empat hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, si pasien yang harus ditangani. Kedua, sarana dan prasarana untuk penangan tersebut. Ketiga, keluarga pasien yang turut menderita karena kondisi si pasien yang juga harus diberi perhatian atau diringankan bebannya. Keempat, ruang ekspresi bagi pasien yang sudah pulih kondisinya agar tidak mengalami stigma buruk di masyarakat.
“Nah, Rumah Berdaya dengan tata kelola yang matang dimaksudkan untuk hal tersebut,” imbuh Rai Mantra sembari menjelaskan bahwa melalui program Rumah Berdaya ODS dijemput dan diantar dengan mobil khusus untuk berobat dan berekspresi, secara gratis.
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan bahwa di Rumag Berdaya ODS mendapat pelatihan ketrampilan secara gratis. Jika ada warga Denpasar yang di rumahnya memiliki ODS, begitu melapor kepada kepala lingkungan, laporan itu diteruskan ke petugas terkait, laporan tersebut pasti segera ditindaklanjuti.
Fakta selama ini, sudah banyak ODS yang sembuh. Sebagian dari mereka sudah bekerja sebagai tukang cuci motor, membuat banten, priduksi dupa dan sebagainya. Bahkan salah seorang sopir mobil khusus Rumah Berdaya adalah mantan ODS.
“Program ini sudah berjalan. Kami minta supaya ODS jangan dipasung atau dibuarkan berkeliaran. Mereka harus diberdayakan,” ujarnya.
Pada sisi lain Rai Mantra mengatakan bahwa penanganan ODS menjadi bagian dari pengukuran indeks pembangunan manusia (IPM). Pemerintah berkewajiban untuk membangun demografi secara lebih produktif. RL/BD