Pemuda Abang Batudinding Pertanyakan AMDAL Pembangunan Kereta Gantung

ST Tunas Mekar, Banjar Abang Dukuh, Abang Batudinding bersama unsur pemuda Bangli, usai menggelar aksi bersih sampah plastik di kawasan Danau Batur, Minggu (27/10). Mereka menuntut ada kejelasan AMDAL rencana proyek pembangunan kereta gantung.

BANGLI, BeritaDewata – Wacana pembangunan wahana wisata cable car (kereta gantung) di kawasan Gunung Abang, Kintamani terus menuai penolakan dari berbagai kalangan masyarakat.

Salah satunya berasal dari pemuda Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding, Kintamani. Rencana proyek tersebut berpeluang menimbulkan dampak desrupsi terhadap alam lingkungan. Selain itu, rencana proyek ini ditengarai dapat menodai kesucian pura.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Sekaa Teruna (ST) Tunas Mekar, Banjar Dukuh, Abang Batudinding, I Wayan Dedi Pranata, mewakili komunitasnya mempertanyakan proyek yang direncanakan melintasi desanya, yang tepat berada di kaki Gunung Abang.

“Kami ingin menanyakan, sejauh apa proyek ini akan memberi manfaat, apakah perlu di Kintamani dibangun wahana seperti itu yang memungkinkan pencemaran atau pelecehan terhadap pura yang kami miliki?” ungkapnya di sela-sela Diskusi Bersama Peradah (DIPA) Bangli #4 yang digelar DPK Peradah Indonesia Bangli serangkaian Hari Sumpah Pemuda 2019, Sabtu (26/10).

Dedi menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum menerima atau mengetahui kajian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pembangunan proyek tersebut. Namun, desas-desus pembangunan yang mereka dengar terus menguat, bahkan menurut sejumlah sumber peluang untuk terbangun sangatlah tinggi.

“Yang kami takutkan, pembangunan ini nanti akan berdampak langsung dengan tebing-tebing gunung, yang bisa longsor dan berdampak langsung pada wilayah desa kami, karena lingkungan kami memang sangat rapuh. Dulu, akibat guncangan gempa bumi saja, tebing kami longsor dan menimbun akses jalan. Begitu juga longsoran akibat hujan yang terjadi bertahun-tahun lalu masih sering mendatangkan longsoran baru hingga sekarang. Kami belum bisa membayangkan bagaimana kalau proyek ini akan dijalankan,” ujarnya, sembari berharap masyarakat luas turut memberi perhatian pada ekologi desanya.

Sementara Ketua DPK Peradah Indonesia Bangli I Ketut Eriadi Ariana, berharap pihak terkait memberikan atensi terhadap keluh kesah yang disampaikan pemuda dan masyarakat Abang Batudinding sebagai warga terdampak langsung rencana proyek tersebut.

“Saat ini posisi kami bukan menolak ataupun mendukung. Sikap kami sebagaimana juga pernah dinyatakan DPP Peradah Indonesia Bali adalah mempertanyakan kelayakan proyek. Terlebih kami dapatkan informasi bahwa ada sejumlah pura yang akan dilintasi jalur kereta gantung tersebut,” katanya.

Diharapkan, sebelum proyek benar-benar dibangun, dokumen AMDAL dapat diakses oleh masyarakat luas. Ruang-ruang timbang pandang antara investor, pemerintah, dan masyarakat juga harus difasilitasi secara intensif dan jernih.

“Bagi masyarakat di Abang juga masyarakat Bali, Gunung Abang atau Gunung Tuluk Biyu adalah hulu suci, sedangkan Danau Batur juga merupakan ibu yang telah memberi kita hidup, sehingga aspek kearifan lokal ini tak boleh dipandang sebelah mata, terlebih hanya dengan alasan membuka ruang investasi dengan iming-iming menyejahterakan penduduk lewat pembangunan ini,” pungkasnya.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here