BULELENG, Beritadewata.com – Partai NasDem Buleleng, Bali, kembali bergolak. Ini menyusul kemenangan caleg nomer 10 Partai NasDem DPRD Bali non-kader Dr Somvir yang sering disebut Guru Ji.
Kemenangan guru spiritual asal negeri India yang telah menjadi WNI beberapa tahun lalu itu. Diraihnya dengan cara membeli suara alias money politics kepada para timnya.
Akibatnya terjadi gejolak di internal Partai NasDem Buleleng. Warga Kaliuntu dan Kampung Anyar Buleleng laporakan adanya indikasi melakukan money politics ke Bawaslu Buleleng pada (20/4), karena Dr Somvir datang memberikan uang kepada masyarakat Kaliuntu dan Kampung Anyar Buleleng pada (29/3) lalu.
Ada aksi radikal disampaikan massa Partai NasDem Kecamatan Sukasada. Di bawah koordinator Ketua DPC NasDem Sukasada Made Teja. Massa NasDem Buleleng menyatakan penolakan terhadap DR Somvir sebagai wakil DPRD Bali dari Buleleng.
“NasDem Buleleng saat ini sedang berduka. Kami masyarakat Buleleng menolak Somvir sebagai wakil kami,” tandas Teja didukung puluhan masda NasDem di Sekretariat DPC NasDem Sukasada di Sangket, Sukasada, Senin (22/4/2019).
Teja sangat menyayangkan terjadi cara-cara inkonstitusional dalam mencari suara dalam pileg kali ini. Teja berencana untuk melaporkan Somvir ke DPP NasDem karena tindakan orang India ini telah merusak citra Partai NasDem yang anti mahar itu.
“Saya akan lapor ke DPP dan saya minta DPP harus menyikapi masalah ini,” tandas Made Teja di kantor DPC Nasdem.
Menurut Made Teja dari Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh telah menggaungkan agar menciptakan pemerintahan yang bersih dengan politik tanpa mahar kepada para Calon Legeslatif dimanapun.
” Bapak Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh telah menggaungkan agar para caleg tidak melakukan serangan fajar pada pemilu 17 April 2019, namun di Buleleng terjadi dan sudah dilaoprkan ke Bawaslu. Kami mendesak Bawaslu untuk menindak lanjuti proses hukumnya kalau mau ada demokrasi yang adil ditenga-tengah masyarakat. Panwaslu ini harus betul—betul melaksanakan tugasnya sebagai pengawas pemilu yang telah mensosialisasikan sesuai UU pemilu nomer 17 yang berkaitan politik uang yang merupakan suatu larangan sangat besar. Pemilu 17 april 2019 adalah pemilu yang paling kotor” jelas Made Teja Dalem Tarukan(21/4).
Sementara Ketua DPP Partai NasDem Surya Paloh sebelumnya di Jakarta telah mengaungkan agar para Caleg tidak melakukan serangan Fajar seperti yang telah di OTT KPK Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, mengaku prihatin atas tertangkapnya anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso, dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis, 28 Maret 2019 lalu.
Atas kejadian itu, Surya Paloh pun mengingatkan seluruh kader Partai Nasdem untuk tidak melakukan hal serupa. “Saya ingin mengingatkan juga selaku Ketua Umum Nasdem untuk berhati-hati,” ucapnya.