Pemandian Air Panas Banyuwedang di Sulap jadi Obyek Wisata

Air Panas Banyuwedang Desa Pejarakan, Kabupaten Buleleng.

BULELENG – Air Panas Banyuwedang Desa Pejarakan sebelumnya terbengkalai dan tanpa ada perawatan. Padahal Air yang mempunyai tingkat suhu mencapai 40/47 derajat ini sering digunakan oleh masyarakat luar Kabupaten Buleleng. Bahkan sejak tahun 1965 banyak masyarakat dari Kabupaten Jembrana dan pulau Jawa yang datang dan meyakini air panas Banyuwedang mengandung obat penyembuh segala penyakit.

Rencana perancangan pembuatan kolam yang menelan dana hampir miliyaran dengan Swadaya masyarakat dan partisipasi dari LPD Pejarakan sempet menemui berbagai hambatan, beberapa kali rencana pembangunan selalu mandeg karena salah satu dari warga Pejarakan tidak setuju dengan adanya kolam pemadian di Wiwidangan.

Namun karena dinilai bagian dari warisan leluhur, Kelian Adat Pakeraman Pejarakan Jro Putu Suastika tak pernah merasa lelah atau gentar untuk mewujudkan niatnya bersama kerama adat lainya memajukan Desa Pejarakan yang selama ini memiliki komplik permasalahan tanah Negara. Atas semangat tersebut, pihaknya melakukan pembangunan yang sudah dimuali sejak 6 bulan lalu. Kolam dengan luas area mencapai 20 are, 14×6 meter untuk kolam dewasa dan 2×3 meter untuk kolam anak-anak.

Tepatnya pada 27 Oktober 2017, oleh Jro Klian Adat Pakeraman Pejarakan bersama warga Wewidangan Banyuwedang secara resmi membuka pemandian Air Panas Banyuwedang Desa Pejarakan. Hasilnya, walau belum lama dibuka, sudah mulai banyak masyarakat dari luar kecamatan Gerokgak yang berdatangan dan menggunakan pemandian tersebut, seperti terlihat pada puncak Hari Raya Galungan 2 November 2017 lalu, pengunjung sampai membludak.

“Sebelumnya banyak sekali kendala yang kami hadapi setiap menata Wewidangan seperti Pencegalan dan lain-lainya, hingga sekarang ini selesai dibangun berkat niat dari warga sendiri juga, sampai gambar dari kolam itu hampir mau beli, akhirnya tiang buat bersama kerama adat. Pembangun ini tidak ada sumbangan pihak ketiga cuman kita pakai dana kerama yang masih dikelola oleh Desa pakeraman Bayuwedang.” Ungkap Putu Suastika.

Menurutnya, Kolam Air Panas Banyuwedang Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak, setelah dibuka secara resmi mampu menampung ratusan pengunjung, terbukti pada Hari Raya Galungan yang ajtuh pada 2 November 2017 lalu ratusan masyarakat memadati lokasi, dari pagi hingga sore harinya.

Begitu juga di hari minggunya kembali warga berduyun-duyung ngerudug ingin berendam sambil menikmati panasnya Air panas yang dikeliligi oleh hutan Bakao dan pepohonan. Disebelah selatan kolam dibangun rumah makan layaknya Restaurant yang nantinya bisa dinikmati segala bentuk makanan yang tersedia untuk masyarakat setelah usai berendam

“Nantinya kolam air panas ini diharapkan mampu menjadi destinasi wisata yang dikagumi di wilayah kecamatan Gerokgak Buleleng, Bali. Apalagi kawasan Banyuwedang ini selain memilki teluk yang sangat tenang juga mempunyai hamparan pasir putih seperti pantai di Bali Selatan.” Tutup Suastika.

 

 

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here