DENPASAR, BeritaDewata – Peningkatan Covid yang cepat di sejumlah daerah khususnya di Jawa menimbulkan kecemasan bagi pelaku pariwisata dan MICE di Bali. Hal ini disampaikan oleh pengusaha hotel dan pusat perbelanjaan di kawasan Renon, Bayu Adisastra, Selasa (22/6).
“Saat ini yang kami khawatirkan karena adanya oeningkatan kasus di Jawa akan mengakibatkan pembatasan berpergian Kementerian dan Lembaga serta BUMN ke Bali. Padahal dengan program Work
from Bali yang baru berjalan benerapa waktu ini dampaknya sudah mulai terasa meskipun volumenya masih kecil sekali khususnya bagi kawan-kawan UMKM dan pelaku usaha pariwisata. Hotel saya occupancy sempat 25% atau terisi 70
kamar,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Putu Gede Wiwin Gunawasika Ketua Bali MICE Forum (BMF) yang terlibat bersama 10 PCO/EO pengurus BMF melakukan audiensi ke sekitar 29 K/L dan BUMN mendampingi pemprov Bali.
“Program ini belum mulai, baru akan berjalan. Meskipun secara sporadis kami melihat sudah mulai ada pergerakan K/L BUMN ke Bali secara langsung tanpa melalui kami. Kami hanya berharap tidak berimbas pada pembatasan ke Bali. Jika Bali relatif aman hingga saat ini. Sebagian besar sudah zona hijau dan kuning. Dan kami juga membantah jika efek WFB yang membuat kenaikan covid di Bali. Lah kita ini belum ada apa-apa dengan program WFB. Belum ada arrangement yang masuk melalui kami saat ini,” tuturnya.
Dan terkait protokol kesehatan Wiwin menyatakan bahwa Bali sudah sangat siap. Karena persiapan menuju open border pun sudah dilakukan. Apalagi masyarakat di Bali sangat sadar bahwa sebagian besar mata pencaharian bertumpu pada pariwisata. Sehingga pelaksanaan prokes di Bali sangat ketat pun pengawasannya. “Masak iya kami akan merusak periuk nasi kami sendiri,” tandasnya.