Klungkung – Seminggu sudah anak-anak di wilayah Klungkung, Bali tidak mengeyam bangku sekolah karena status Gunung Agung yang masuk ke tahap awas.
Sebagian wilayah di Klungkung masuk wilayah zona Kawasan Rawan Bencana (KRB) 4 dengan bahaya diprediksi akan dilintasi lahar dingin dari Gunung Agung.
Gunung Agung Bali dengan status Siaga Erupsi perlu menjadi perhatian bersama. Per tanggal 28 September 2017 pukul 18.00 WITA, jumlah pengungsian telah mencapai 134,229 jiwa yang tersebar di 484 titik.
Dalam kondisi darurat pengungsian, kondisi psikologis anak-anak perlu menjadi perhatian bersama. Agar aspek tumbuh-kembang serta keceriaan mereka selama di tempat pengungsian tetap terjaga.
Dalam aspek dukungan psikososial di kondisi kebencanaan, Dompet Dhuafa memiliki program Sekolah Ceria yang memberikan aktivitas belajar dan bermain bagi anak-anak selama di pengungsian.
Saat ini, Dompet Dhuafa bersama Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) merencanakan penyediaan buku-buku anak dan perlengkapan belajar bagi anak-anak di 10 (sepuluh) titik lokasi pengungsian untuk memperkuat program Sekolah Ceria Dompet Dhuafa.
Dengan program Sekolah Ceria dan Pojok Baca ini, harapannya agar anak-anak meski dalam kondisi serba terbatas tetap bisa beraktivitas seperti biasa layaknya anak-anak.
Menurut Arif R Haryono manager social development Dompet Dhuafa mengatakan, Ada perhatian yang besar pada Dompet Dhuafa dan LPAI terkait kondisi anak-anak di pengungsian Siaga Erupsi Gunung Agung, Bali.
“Bahwa anak-anak meski di tengah kondisi darurat dan keterbatasan, tidak boleh berkurang keceriaan dan aktivitasnya selaik anak seusianya. Perpustakaan atau apa yang kami sebut sebagai Pojok Baca ini adalah satu sarana untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Arif R Haryono, melalui rilis yang diterima resaksi, Minggu, 1 Oktober 2017.
Dijelaskan, dengan adanya program Sekolah Ceria hingga Pojok Baca diharapkan dapat memberikan ruang anak-anak untuk terus menambah pengetahuan dan keceriaan meskipun dengan kondisi di pengungsian, hak anak-anak dapat terpenuhi dari sisi psikososial. Bagi mereka selama sekolah-sekolah masih tutup, tidak ada alas an untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya di pojok baca.
“Dalam segi kebencanaan Dompet Dhuafa melakukan respon tercepat dengan menitik fokuskan program untuk ibu dan anak-anak, salah satu yang telah dijalankan sebagai dukungan dalam aspek psikososial bagi anak-anak melalui program Sekolah Ceria yang dipusatkan di Posko Dompet Dhuafa di Karangasem,” Pungkas Arif R Haryono.
Sekilas tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Selama 24 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan ummat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.