Patung Ayahhanda Bung Karno Terbengkalai tidak Dirawat

Patung ‘mini’ ayahanda Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodihardjo, yang berada di depan SDN 1 Paket Agung, Singaraja

Buleleng – Monument dan patung tokoh-tokoh penting dalam sejarah Kemerdekaan Bangsa Indonesia banyak di Bangun di Buleleng. Patung ‘mini’ ayahanda Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodihardjo, yang berada di depan SDN 1 Paket Agung, Singaraja saat ini menjadi perhatian publik, karena sudah sekian lama dibangun terlihat seperti tidak dirawat. Saat ditemui, Selasa (22/8/2017), Anggota DPRD Buleleng, Made Sudiartha, sangat menyayangkan sikap cuwek bebek Pemkab Buleleng terhadap patung Raden Soekemi.

Politisi yang akrab disapa Dek Tamu itu, mengaku dari jauh-jauh hari sebelum memasuki bulan Agustus sudah mengingatkan Pemkab Buleleng untuk melakukan perawatan, semisal mengecat monument dan patung para pahlawan dan tokoh penting bangsa yang ada di Bumi Panji Sakti itu. “Sudah jauh hari sebelum 17 Agustus, saya ingatkan eksekutif paling tidak mengecat monument-monumen perjuangan termasuk patung Raden Soekemi itu. Karena sejarah bangsa ini lahir dari beliau. Beliau adalah ayahandanya Bung Karno dan daerah asal Rai Srimben (istri Raden Soekemi, ibunda Bung Karno) kok tidak ada perhatian sama sekali,” Kata Dek Tamu kepada wartawan,

Menurutnya, keberadaan Patung Raden Soekemi itu ada di pusat pemerintah Kota Singaraja yakni di Jalan Veteran, diapit oleh Gedung DPRD Buleleng dan Kantor Bupati Buleleng serta Rumah Jabatan Bupati. “Ini lucu, patung Raden Soekemi itu di depan semua pejabat di Buleleng. Di selahnya ada rumah jabatan Bupati, masa bupati dan wakil bupati bersama jajarannya tidak bisa melihat patung itu? Setiap hari mereka mondar-mandir di situ kok ngga lihat, kan lucu,” sindirnya.

Ia merasa aneh, karena patung Raden Soekemi yang ukuran kecil itu saja tidak bisa dirawat, padahal pemeliharaan patung itu maksimal Rp 10 juta. “Masak patung kecil itu tidak bisa dirawat? Kalau buat festival ada anggaran, tetapi merawat patung Raden Soekemi tidak ada uang. Dimana jiwa nasionalisnya pejabat Buleleng itu. Padahal selalu berkata JASMERAH (Jangan sekali-kali melupakan sejarah),” kritik Si Kuncir, julukan lain Made Sudiartha.

Kalau memang masalahnya kerterbasan anggaran, Dek Tamu menyarankan agar pemeliharaan dan perawatan terhadap monument perjuangan dan patung Raden Soekemi dilakukan melalui kerjasama dengan pengusaha-pengusaha anggota BPC Gapensi. Caranya, setiap tahun semua rekanan yang mendapatkan proyek diberi tanggung jawab untuk memlihara atau merawat satu monument perjuangan dan patung.

“Gampang merawat monument dan patung-patung tokoh nasional itu. Tinggal kerjasama dengan setiap perusahaan anggota Gapensi. Tapi dengan catatan proyek-proyek di Buleleng dikasih kepada rekanan lokal Buleleng. Kalau proyeknya dikasih ke rekanan luar Buleleng ya jadinya begini. Mereka hanya kejar uang tidak ada tanggung jawab terhadap Buleleng. Setelah dapat uang, pergi, kita yang tinggal di sini hanya kebagian masalah saja,” pungkas Dek Tamu alias Si Kuncir

Seperti terlihat dilapangan, patung cilik yang tingginya tidak lebih dari satu setengah meter itu kini kondisinya kumal. Seluruh badan patung Raden Soekemi yang dicat dengan warna putih itu sudah terkelupas semua. Sehingga terlihat menjadi dua warna yakni putih dan warna abu-abu yakni warna semen.

Sebarkan Berita ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here