Denpasar – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menantang para event organizer (EO) terkenal Bali untuk menggelar banyak acara di Bali. “Saya tantang para EO Bali. Saya ingin bertemu para EO terkenal dan besar di Bali. Bikin banyak acara di Bali, datangkan banyak orang ke Bali. Dengan itu masyarakat dunia akan tahu kalau Bali itu aman,” ujar Pastika di Denpasar, Rabu (13/12).
Pastika mengungkapkan alasan untuk menggelar banyak acara di Bali karena selama ini dikeluhkan bahwa jumlah kunjungan ke Bali baik wisatawan asing maupun domestik terus merosot dan Gunung Agung dinilai sebagai penyebab semuanya ini. Berbagai upaya mulai dari kampanye Bali aman melalui berbagai media pun dilakukan. Namun rupanya itu belum membuahkan hasil.
“Sekarang kita harus bikin banyak even di Bali. Datangkan banyak orang agar dunia tahu kalau Bali itu aman. Tidak perlu takut dengan Gunung Agung. Bali itu masih aman. Kalau Gunung Agung hanya berpengaruh terhadap 22 desa di Bali,” ujarnya.
Selain mengajak para EO di Bali untuk menggelar banyak acara, Pastika juga menyampaikan ide gilanya kepada para stakeholder terkait. Ide gila tersebut adalah ketika Pastika mengajak para pelaku pariwisata untuk menggelar foto selfie yang berlokasi di seputar Gunung Agung.
“Para pelaku industri pariwisata, kalau bisa bikin foto selfie di seputar Gunung Agung, dengan latar belakang Gunung Agung,” ujarnya. Kemudian foto itu viralkan, sebarkan ke seluruh dunia. Perlihatkan Gunung Agung yang sedang meletus tetapi tidak berbahaya dan aman untuk dikunjungi.
Tentu saja dengan berbagai pertimbangan keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung lainnya. Ini dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Bali itu aman dan nyaman untuk dikunjungi siapa pun.
Pastika meminta agar anjloknya kunjungan wisatawan ke Bali menjadi perhatian bersama bagi pelaku pariwisata di Bali. Ia meminta agar pelaku pariwisata harus lebih aktif mendatangkan wisatawan ke Bali dan jangan sampai membebankan hal itu kepada pemerintah.
Pastika berkeyakinan karena pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena seluruh penggunaan anggaran itu sudah diatur sesuai dengan mekanisme yang ada. “Jangan berharap pada pemerintah untuk mendatangkan wisatawan ke Bali. Pengusaha pariwisata harus urunan lah dananya. Masa hotel bintang lima semua tidak mau bekerja,” sinisnya.
Pastika menolak keras permintaan penasihat Bali Tourism Boar (BTB) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya agar pemerintah mengeluarkan dana taktis untuk melakukan promosi. “Pemerintah tidak punya dana taktis. Dana taktis itu zaman Orde Baru. Sekarang sulit. Semua harus sesuai peruntukan,” ujar Pastika.
Pastika menilai jika pemerintah setempat tidak bisa berbuat banyak karena tidak memiliki banyak uang. Sementara pihak pengusaha bisa melakukan banyak hal karena tidak terikat dengan banyak aturan. “Jangan berharap pada pejabat pemerintah. Karena pejabat itu dikerangkeng oleh aturan, diikat oleh aturan. Mereka bekerja berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK). Di luar itu jangan berharap banyak,” ujarnya.