NUSA DUA, BeritaDewata – Pagelaran Bali Fashion Trend 2020 yang diusung Indonesian Fashion Chamber (IFC) sukses digelar di hotel Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Bali pada Kamis 7 Nopember 2019.
Acara yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut hingga 9 Nopember 2019 ini, menghadirkan peragaan busana dari 35 desainer, siswa sekolah mode, dan sejumlah desainer internasional.
Diungkapkan Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) saat pembukaan, sebagai destinasi wisata yang telah dikenal secara internasional.
Bali merupakan pintu paling dekat dengan dunia internasional, selain kota lain di Indonesia, sehingga lebih potensial untuk mengangkat potensi industri fashion dalam negeri.
“Kami berharap Bali memiliki event fashion yang sejajar dengan turisme yang telah mencapai skala internasional,” ujarnya.
Bali Fashion Trend tahun ini memboyong koleksi sejumla desainer. Selain itu, dilibatkan juga beberapa siswa dari sekolah mode seperti Italian Fashion School, dan FDP Universitas Ciputra. IFC juga turut berkolaborasi dengan Perth Fashion Festival untuk menghadirkan karya label ternama dari Australia, yaitu En pointe dan 33 poets.
Selain peragaan busana, tahun ini Bali Fashion Trend juga bekerjasama dengan APLF yang merupakan penyelenggara trade exhibition dan virtual trade fair bergengsi skala internasional yang berbasis di Hong Kong.
Mereka kali ini turut menghadirkan koleksi dari Wannasu, label tas dari Thailand; Kitsilver, label aksesori dan clutch dari Filipina; Leaves, label tas dari Jepang; Artphere, label tas dari Jepang; Zambezi Grace, label tas eksotis dari Afrika Selatan; label sepatu dari Meksiko; dan Gdesignaire, label tas dan aksesori
Dengan kecintaan terhadap kekayaan alam dan kepedulian terhadap pelestarian alam, Bali Fashion Trend 2020 mengangkat pesan tentang pentingnya sustainable fashion yang tengah menjadi perhatian dunia, melalui konsep “We Love Earth”.
Sejalan dengan konsep tersebut, Bali Fashion Trend 2020 bersinergi dengan Asia Pacific Rayon (APR), produsen viscose rayon terintegrasi dan terbesar di Asia Tenggara dengan keunggulan produk serat viscose yang mudah terurai dan lebih ramah lingkungan. APR akan mempersembahkan gelaran karya dari desainer Sav Lavin dan Eny Ming.
Direktur Asia Pacific Rayon (APR), Basrie Kamba mengungkapkan bahwa sektor fashion merupakan salah satu potensi bisnis Indonesia untuk bisa bersaing di domestik dan kancah dunia.
Dengan begitu, target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar pada 2030 semakin dekat. Bali Fashion Trend, menggabungkan pengembangan industri kreatif, fashion, dan sekaligus pariwisata di Indonesia.
“Semangat ‘Everything Indonesia’ tidak hanya kita bawa untuk kejayaan industri fashion dalam negeri, namun penggunaan bahan baku lokal juga bisa menjadi stimulus untuk pengembangan industri fashion Indonesia sebagai industri masa depan,” pungkasnya.