BADUNG, BERITADEWATA – Bandara Ngurah Rai Bali menjadi bandara pertama di Indonesia yang menerapkan sistem pembayaran berbasis QRIS di kawasan Bea Cukai.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, BI Bali bersinergi dengan Kantor Wilayah Bea Cukai Bali Nusra dan Bank Mandiri menyelenggarakan acara “Launching Digitalisasi Pembayaran Berbasis QRIS di Kawasan Bea Cukai Ngurai Rai” sebagai seremoni keberhasilan menjadikan Bea Cukai pertama di Indonesia yang menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS.
“Ini adalah Bea Cukai pertama di Indonesia yakni di Bandara Ngurah Rai yang melakukan transaksi digital dengan QRIS,” ujarnya di Denpasar, Kamis (28/10/2021).
Ia mengatakan, transaksi langsung dilakukan setelah acara peresmian dan peluncuran. Acara tersebut dihadiri oleh Komisi XI DPR RI Agung Rai Wirajaya, Wakil Gubernur Provinsi Bali Cok Ace, Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Ngurah Rai, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Regional CEO Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara, dan perwakilan General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Kegiatan seremoni yang dihadiri oleh para pegawai di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai dilakukan dengan first experience QRIS untuk pembayaran pungutan negara di bidang kepabeanan atas Barang Bawaan Penumpang yang baru datang dari Luar Daerah Pabean (Luar Negeri) yang nilai barangnya melebihi fasilitas pembebasan yang telah ditentukan.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan langsung ke lokasi pelayanan bea cukai yang menjadi titik penempatan QRIS. Terdapat dua titik penempatan QRIS yakni di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Ngurah Rai dan di dalam Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Keberhasilan ini akan direplikasi di seluruh kantor-kantor Bea Cukai di bawah Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara, dan harapannya dapat menginspirasi badan publik lainnya di Bali maupun luar daerah untuk menerapkan QRIS tidak hanya sebagai prasyarat untuk transformasi digital, tetapi juga sebagai akselerator dan re-aktivator untuk mendukung pemulihan ekonomi Bali dan Nasional.